Selasa, 02 Februari 2021

karena Allah


karena Allah 

Tuhan semesta alam

aku menyembah Nya

aku memuja Dia

aku bermunajat pada  Mu

menuntun jalan hidupku


li'ana allah

'iilah alkun

'ana 'aebuduh

'iinaa aeshaqah

'ana 'astahiqu lak

'arshad tariqiun fi alhaya



aku  tunduk patuh

hanya pada Mu

maka aku mencintaimu

dengan segenap raga

segenap jiwa

untuk Mu semata


'ana 'anahni bitaea

faqat min ajlik

thuma 'ahbak

mae kl jasdiin

alruwh klha

li'anak wahidk


maka karena Mu

aku memahami Mu

bahwa segala ada

adalah dari Mu

oleh kekuatan Mu

untuk kemuliaan Mu


thuma bsabbik

'ana 'afahimuk

'ana kl shay' hunak

hu mink

biqutuk

lamjadak



maka aku mengikuti

jalan perintah Mu

menjauhi jalan

yang Kau larang

dengan segala usaha

dengan segala cinta


ldhlk tabaet

tariq 'amrak

beydaan ean altariq

alty tuharimuha

bikuli aljuhud

bikuli hubin



maka aku melakukan

kebaikan di bumi

hanya atas ijin Mu

beriman pada Mu

beramal pada Mu

berilmu dalam kasih


thuma faealt

alkhayr ealaa al'ard

faqat bi'iidhn mink

yumin bik

sadaqat 'iilayk

earif bialhabi


ya Allah

beri aku kekuatan

beri aku kesempatan

menjadi hamba Mu

memuja dan memuji Mu

pada sisa hidupku ini.


eazizi allah

'aetani alqua

aetuni fursa

kun eabidak

'aeshaquk w aimtadahak

baqiat hayati.


salam .. btc

mae 'utib altahayat .. btc











Sabtu, 30 Januari 2021

sepi kini aku akrab dengan sepi teman dekat telah pergi teman lama menghilang satu demi satu menjauh atau tiada kini hanya tinggal kenangan yang sepotong demi sepotong terlupakan juga ditelan daya ingat ku menurun perlahan tapi pasti bahkan khasanah kata yang ada dalam ingatanku mulai rontok satu satu tinggal kalimat sederhana yang mungkin akan lenyap juga maka aku pegang erat erat yang masih tersisa meski hanya sekedar menyapa dalam lintasan dunia maya cukuplah itu menghiburku maka dari kamar kecilku ini aku hanya bisa mengandalkan Dia yang sangat dekat bahkan lebih dekat dari urat leherku sendiri kepada Nya aku berserah dalam hidup dan mati ku semata tercurah untuk Nya memenuhi jalan lurus Nya yang mengantarku ke surga. salam .. btc karena karena Allah Tuhan semesta alam aku menyembah Nya aku memuja Dia aku bermunajat pada  Mu menuntun jalan hidupku aku  tunduk patuh hanya pada Mu maka aku mencintaimu dengan segenap raga segenap jiwa untuk Mu semata maka karena Mu aku memahami Mu bahwa segala ada adalah dari Mu oleh kekuatan Mu untuk kemuliaan Mu maka aku mengikuti jalan perintah Mu menjauhi jalan yang Kau larang dengan segala usaha dengan segala cinta maka aku melakukan kebaikan di bumi hanya atas ijin Mu beriman pada Mu beramal pada Mu berilmu dalam kasih ya Allah beri aku kekuatan beri aku kesempatan menjadi hamba Mu memuja dan memuji Mu pada sisa hidupku ini. salam .. btc sebelum sebelum aku pergi ke langit aku ingin menjumpai dirimu untuk menyapamu mengucap salam sejahtera memandang dirimu dengan lekat dan takjub bertanya tentang bunga warna Violeta kesukaanmu masih adakah di sana di taman ketika pertama kali kita jumpa dan bercerita tentang cinta dan langit biru sebelum aku pergi ke langit aku ingin menjumpai dirimu untuk menyapamu mengucap salam seroja bunga lambang cinta kita untuk tetap sehat rohani tetap terjaga pula jasmani dalam segala cuaca dalam suka dan duka mu aku ingin mengajakmu untuk tinggal bersama di langit ada cinta sebelum aku pergi ke langit aku ingin menjumpai dirimu untuk menyapamu merayakan hari jadi mu dengan sekuntum bunga serangkaian kata cinta serindu janji manis untuk merenda hari esok bernyanyi bersama tentang lagu asmara dan sebiduk cinta yang menunggu di surga sebelum aku pergi ke langit aku ingin menjumpai dirimu untuk menyapamu untuk memastikan bahwa hanya dirimu yang kucinta dengan segenap jiwa dengan sepenuh raga untuk bisa kita bersatu abadi dalam ruang abadi pula dalam waktu dahulu sekarang selamanya salam rindu .. btc

Senin, 07 September 2020

Analisis Keterkaitan Antara Kompetensi Perusahaan dengan Aspek Demografis

 

Analisis Keterkaitan Antara Kompetensi Perusahaan dengan Aspek Demografis

Bambang Tri Cahyono1, Koes Indrati2, Endang Siswati3

1,2Fakultas Ekonomi Bisnis dan Sosial, Universitas Pelita Bangsa, Cikarang; 3Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Bhayangkara, Surabaya

1bambangcahyono@pelitaabangsa.ac.id; 2koesindrati@pelitabangsa.ac,id; 3endangsiswatidba@gmail.com

 

Abstrak

Penelitian ini menyatakan bahwa tahapan perumusan dan implementasi strategi harus lebih terintegrasi untuk memastikan bahwa ketika perubahan terjadi dan masalah muncul dalam implementasi, strategi tersebut ditinjau secara terus menerus. Pemantauan lingkungan mencakup komponen internal dan eksternal. Meskipun sebagian besar organisasi merasa nyaman dengan pemindaian lingkungan internal, mereka masih memiliki lebih banyak masalah dengan bagian eksternal. Penelitian ini menunjukkan bahwa organisasi yang hanya melihat ke dalam masih kehilangan setengah dari persamaan penuh untuk membuat keputusan yang lebih efektif bagi perusahaan. Beberapa elemen yang biasa digunakan untuk memeriksa kondisi eksternal meliputi industri secara keseluruhan termasuk tren demografis yang berdampak pada industri, dan tren sosial di empat bidang utama: tren ekonomi, teknologi, politik-hukum, dan sosial budaya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan keterkaitan yang signifikan antara kompetensi perusahaan dengan aspek demografis di daerah penelitian.

Kata Kunci: Analisis Keterkaaitan, Kompetensi Perusahaan, Aspek Demografis

 

1. Pendahuluan

Saat dunia global berkembang, tantangan untuk bertahan hidup dan keunggulan komparatif lebih dari sebelumnya sangat penting bagi negara-negara. Bangsa-bangsa sekarang mulai menentukan cara untuk mendorong pertumbuhan dan kemajuan. Setiap negara terus merancang dan merumuskan rencana strategis untuk kursus arah perkembangan mereka. Indonesia tidak terkecuali.

Menanggapi berbagai permasalahan dan tantangan ke depan yang dihadapi perusahaan-perusahaan di Indonesia, terdapat kebutuhan mendesak untuk mengembangkan paradigma yang akan mewujudkan kualitas dan jati diri bangsa Indonesia terkait dengan strategi manajemen yang akan membantu dalam menghasilkan sumber daya manusia yang kompeten dan berkualitas, sehingga berkontribusi pada yang ekonomi prestasi dari para perusahaan dan membantu menciptakan iklim usaha yang akan sangat mempengaruhi dalam membangun nasional dan regional Indonesia.             

Secara tradisional, perusahaan bisnis menerapkan mode manajemen strategis konvensional. Dengan visi-misi yang dibutuhkan, termasuk tujuan dan sasaran, sebagian besar perusahaan Indonesia telah mengadopsi parameter ini cara bisnis dikelola. Ini termasuk strategi yang dirumuskan oleh perusahaan Indonesia.

Namun, dengan pembangunan nasional Indonesia, para pemimpin nasional dibawah Presiden Sukarno membuat konsep unik dalam memandang manajemen strategis. Sebagai kebijakan yang memiliki implikasi luas di masyarakat, maka strategi berbasis Pancasila dikembangkan dengan cermat. Disertai dengan tahapan yang jelas dan partisipasi semua pihak yang berkepentingan, pengambilan keputusan dan pencapaian tujuan dan sasaran nasional telah disepakati bersama.   

Pernyataan masalah

Penerapan manajemen strategis untuk setiap entitas bisnis adalah cara yang populer dalam mencapai tujuan dan sasaran yang diinginkan perusahaan. Secara tradisional dan global, ini telah diadopsi oleh bisnis. Namun, dengan diperkenalkannya manajemen strategis berbasis Pancasila di Indonesia, ada kebutuhan untuk memvalidasi apakah adopsi tersebut bermanfaat atau layak diadopsi oleh perusahaan-perusahaan tersebut. Oleh karena itu, peneliti mencoba mencari jawaban atas hal-hal berikut:

Manajemen Strategis

Ketchen Jr. D. dkk. (2009) mendefinisikan manajemen strategis sebagai analisis, keputusan, dan tindakan yang diambil oleh perusahaan untuk menciptakan dan mempertahankan keunggulan kompetitif. Manajemen diposisikan dalam perusahaan berkaitan dengan proses yang sedang berjalan (proses yang sedang berlangsung): analisis, keputusan, dan tindakan. Manajemen strategis berkaitan dengan bagaimana manajemen menganalisis tujuan strategis (visi, misi, tujuan) serta kondisi internal dan eksternal yang dihadapi perusahaan.        

Selanjutnya, perusahaan harus mengambil keputusan strategis. Keputusan ini harus dapat menjawab dua pertanyaan utama: (1) di industri apa perusahaan itu berada dan (2) bagaimana perusahaan harus bersaing dalam industri tersebut. Akhirnya, tindakan diambil untuk melaksanakan keputusan tersebut. Tindakan yang perlu diambil akan mendorong manajer untuk mengalokasikan sumber daya dan merancang organisasi untuk mengubah rencana menjadi kenyataan.    

Strategi adalah cara bagaimana suatu perusahaan mampu mengalahkan perusahaan lainnya. Manajer perlu menentukan bagaimana perusahaan dapat menciptakan keunggulan kompetitif yang tidak hanya unik dan berharga tetapi juga sulit untuk ditiru atau dicari penggantinya sehingga dapat bertahan lama. Keunggulan kompetitif yang dapat bertahan lama biasanya diperoleh dengan melakukan aktivitas yang berbeda dengan yang dilakukan kompetitor atau melakukan aktivitas yang sama dengan cara yang berbeda.          

Strategi umumnya didefinisikan sebagai proses berorientasi masa depan yang memungkinkan organisasi membuat keputusan hari ini untuk memposisikan diri mereka untuk kesuksesan masa depan. Pandangan yang lebih tradisional tentang manajemen strategis menggunakan pendekatan linier di mana pertama-tama pemantauan lingkungan organisasi (baik internal maupun eksternal) dilakukan, strategi dirumuskan, strategi diterapkan dan kemudian kemajuan organisasi menuju strategi kemudian dievaluasi.

Tingkat Strategi

Ada tiga level strategi yang dibuat dalam organisasi yang lebih besar, yang meliputi strategi korporat, bisnis, dan fungsional atau operasional. Sementara strategi perusahaan akan menentukan bisnis apa yang akan dijalankan perusahaan di sana, strategi bisnis akan menentukan bagaimana perusahaan akan bersaing di setiap bisnis yang dipilih.

Strategi di tingkat operasional akan menentukan bagaimana setiap area fungsional seperti sumber daya manusia atau akuntansi akan benar-benar mendukung strategi bisnis dan perusahaan. Semua strategi ini harus terkait erat untuk memastikan bahwa organisasi bergerak ke arah yang sama.    

Data dari pemantauan lingkungan ini dapat digunakan untuk membuat rencana strategis bagi organisasi - yang kemudian diimplementasikan. Sebuah pepatah lama menyatakan bahwa kegagalan untuk merencanakan sama dengan merencanakan untuk gagal. Jika sebuah organisasi tidak merencanakan arahnya, ia juga tidak mengontrol masa depannya. Fase implementasi melibatkan hampir semua anggota organisasi. Akibatnya, perusahaan perlu melibatkan lebih banyak karyawan dalam tahap perencanaan. Sementara perhatian historis lebih banyak diberikan pada tahap perencanaan, organisasi pintar saat ini juga mengenali sifat kritis dari aspek implementasi. Rencana terbaik tidak ada artinya jika implementasinya cacat.  

Komponen terakhir dari strategi adalah evaluasi dan pemantauan kemajuan perusahaan menuju tujuan strategisnya. Organisasi yang percaya bahwa proses tersebut selesai setelah rencana diimplementasikan hanya akan gagal. Sangat penting bagi organisasi untuk terus memantau kemajuan mereka.      

Sintesis Sastra dan Studi

Pelaksanaan dari berbasis Pancasila strategi adalah satu-satunya alternatif jika Indonesia ingin mempertahankan kesatuan dan keragaman. Menghadapi dua ideologi yang saling bertentangan, solusi yang ditawarkan Pancasila adalah bahwa Indonesia tidak akan menjadi negara sekuler, di mana agama dipisahkan secara mutlak oleh negara, atau agama, di mana negara itu diatur oleh satu keyakinan tertentu.              

Singkatnya, baik Pancasila maupun sekularisasi sebagai diferensiasi memungkinkan kita untuk tidak memilih antara negara sekuler dan negara dengan agama yang sempit. Sehingga penelitian ini memiliki dasar literatur dan kajian dari dalam maupun luar negeri yang perlu dikembangkan lebih lanjut dalam implementasi perusahaan di Indonesia melalui 10 variabel yang akan diteliti lebih lanjut.     

Dari kesimpulan dan saran penelitian yang dipaparkan di atas, penelitian ini dapat memiliki beberapa implikasi ilmiah penting yang dapat disampaikan kepada stakeholders di negeri ini. Implikasi penelitian yang dapat diambil dari penelitian ini antara lain penerapan lima prinsip dalam Pancasila sebagai variabel yang mempengaruhi perusahaan di Indonesia dalam suatu model. Hal ini dikarenakan Sistem Ekonomi Pancasila sebenarnya merupakan sistem ekonomi liberal yang disesuaikan dengan nilai-nilai Pancasila. Meski bertujuan untuk mencapai kesejahteraan, sistem ini tetap tidak lepas dari kekurangan. Pasalnya, penataan sistem ekonomi ini terpusat sehingga kreativitas masyarakat masih terkendala berbagai hal.         

2. Metodologi

Bab ini menjelaskan metodologi dan prosedur yang digunakan dalam mengumpulkan dan menganalisis data untuk penelitian ini. Ini mencakup desain penelitian, responden, pengambilan sampel, prosedur pengumpulan data, perlakuan statistik, dan pertimbangan etis.

Desain penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian survei. Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif untuk mengetahui perilaku individu atau kelompok dalam penerapan strategi bisnis berbasis nilai Pancasila. Pada dasarnya, desain penelitian bersifat deskriptif karena kuesioner survei telah dirancang dan dirumuskan.

Responden Studi

Sebagai partisipan penelitian, responden dipilih dari enam cluster yang mewakili sektor usaha, yaitu cluster manufaktur, perdagangan, informatika, konstruksi, pendidikan, kesehatan. Penetapan enam cluster yang berbeda dimaksudkan untuk mengetahui perbedaan tanggapan responden di satu wilayah perusahaan dengan tanggapan di berbagai bidang di perusahaan lain.                  

Responden penelitian dilakukan di perusahaan - perusahaan di sekitar Metropolitan Jakarta yang mewakili perusahaan-perusahaan di Indonesia. Pemilihan perusahaan ditentukan dengan pertimbangan pada saat penelitian tidak banyak pilihan, karena negara sedang dalam bencana pandemi korona sehingga sulit mencari responden di tempat lain.         

Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel merupakan suatu cara untuk menentukan jumlah sampel sesuai dengan besarnya sampel yang akan digunakan sebagai sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan karakteristik populasi dan sebaran untuk mendapatkan sampel yang representatif. (Margono, 2004) Cluster Sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengambilan sampel kelompok. Pengambilan sampel jenis ini dilakukan berdasarkan kelompok responden dan wilayah tertentu. Kelompok responden terdiri dari perusahaan manufaktur, perdagangan, informatika, konstruksi, pendidikan, karyawan perusahaan kesehatan di Jakarta, dan kawasan industri Jababeka. Individu-individu ini pada dasarnya berada di manajemen menengah dan atas mengingat bahwa karyawan pangkat dan file berada dalam posisi untuk menilai kinerja bisnis perusahaan mereka.      

Peneliti menggunakan rumus Slovin dimana jumlah responden adalah banyaknya populasi dibagi satu ditambah populasi dikalikan dengan kuadrat standard error. Dengan jumlah populasi 4000 karyawan maka dapat dihitung besar sampelnya: 4000/1 + 4000 x 0.05 x 0.05 = 364 responden dan mengingat perbandingan antar cluster diketahui maka dapat diketahui jumlah masing-masing responden pada setiap cluster adalah sebagai berikut.    

Ukuran Populasi dan Sampel

Mengacu pada data penelitian, 2, 34% responden adalah sektor pendidikan, sedangkan 18% adalah sektor perdagangan dan manufaktur. Terakhir, 10% berasal dari cluster informatika, konstruksi dan kesehatan.               

Instrumen Penelitian

Secara umum penelitian ini berbasis survei. Ini menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data. Kuesioner survei terdiri dari komponen yang berbeda. Bagian pertama kuesioner menanyakan profil demografi responden. Kemudian dilanjutkan dengan penilaian responden terhadap manajemen strategis tradisional atau konvensional yang dilanjutkan dengan penilaian mereka terhadap manajemen strategis berbasis Pancasila. Terakhir, instrumen penelitian keempat adalah kinerja bisnis masing-masing perusahaan.

Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Untuk menguji validitas dalam analisis ini, peneliti akan menggunakan validitas isi dalam penyusunan item angket. Kuesioner yang telah disiapkan diserahkan kepada dua orang yang ahli dalam manajemen strategis berbasis pancasila. Sedangkan reliabilitas akan diuji dengan menggunakan Cronbach Alpha dimana nilai allowable dari 0,70 (reliabel) ke atas (derajat reliabilitas lebih tinggi).

Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan penelitian. Sebelum melakukan penelitian, peneliti memiliki firasat berdasarkan teori yang digunakan, firasat tersebut disebut hipotesis. Untuk membuktikan hipotesis secara empiris, peneliti perlu mengumpulkan data untuk diteliti lebih dalam. Meskipun penelitian ini hanya singkat, namun peneliti telah menempuh perjalanan panjang dalam mengkaji penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari (Cahyono, 2005). Sehingga variabel dapat dijabarkan melalui indikator penelitian yang telah lama diamati oleh peneliti.

Proses pengumpulan data ditentukan oleh variabel-variabel dalam hipotesis. Pengumpulan data dilakukan pada sampel yang telah ditentukan. Data merupakan sesuatu yang tidak memiliki arti bagi penerimanya dan masih perlu diproses. Bentuk data bisa bermacam-macam, mulai dari gambar, suara, huruf, angka, bahasa, simbol, bahkan keadaan. Semua ini bisa disebut sebagai data asalkan bisa digunakan dalam penelitian ini, sehingga bisa dijadikan bahan untuk melihat lingkungan, objek, peristiwa, atau konsep penelitian. Data dalam penelitian ini dibagi menjadi beberapa kategori. Jenis data dan dapat dikategorikan sebagai berikut:          

Data primer, yaitu data yang dikumpulkan dan diolah oleh peneliti langsung dari subjek atau objek penelitian, dalam hal ini data diperoleh langsung dari sumber responden yang disurvei yaitu para pengambil keputusan di tingkat perusahaan.

Data sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek atau subjek penelitian. Data yang dikumpulkan peneliti merupakan data yang diperoleh dari studi pustaka yang berjumlah 90 artikel dari buku dan jurnal yang relevan dengan penelitian ini.  

Data internal, yaitu data yang menggambarkan keadaan atau aktivitas dalam suatu organisasi yang dikumpulkan oleh peneliti dari hasil observasi internal di beberapa perusahaan yang diteliti.  

Data eksternal, yaitu data yang menggambarkan situasi atau aktivitas di luar perusahaan, dalam hal ini melalui sumber eksternal yang dapat dipercaya.

Data kuantitatif yaitu data yang berupa angka-angka sebaiknya dikumpulkan oleh peneliti dalam bentuk angka-angka yang diturunkan dari skala likert, dimana: 1 = sangat tidak setuju 2 = tidak setuju 3 = setuju 4 = sangat setuju.         

Data kualitatif adalah data yang tidak berbentuk angka, dalam hal ini dikumpulkan oleh peneliti dari wawancara terbuka.

Penampang / insidental, yaitu data yang dikumpulkan hanya pada waktu-waktu tertentu oleh peneliti pada saat melakukan penelitian dengan menggunakan pertanyaan tertutup.

Peneliti menyebarkan kuesioner survei dan kemudian mengumpulkannya. Data yang terkumpul akan disusun dan ditabulasikan, setelah itu akan disajikan secara tertib dan bermakna.

Perawatan Statistik

Dalam mengerjakan hasil, peneliti akan menggunakan persentase, rata-rata tertimbang, dan peringkat. Ini juga akan menggunakan uji-t dan regresi berganda.

Untuk mengukur pengaruh variabel yang melibatkan lebih dari satu variabel independen, digunakan analisis regresi linier berganda yang disebut linier karena setiap nilai taksiran diharapkan naik atau turun mengikuti garis lurus. Penggunaan nilai konstanta statistik dilakukan jika variabel satuan X (independen) dan variabel Y (dependen) tidak sama. Sedangkan jika variabel X (independen) dan Y (dependen) baik linier sederhana maupun linier berganda memiliki satuan yang sama, maka nilai konstanta diabaikan dengan asumsi bahwa perubahan variabel Y (dependen) akan sebanding dengan nilai variabel tersebut. perubahan variabel X (independen).    

3. Hasil Penelitian

Company-Gender Profile

Responden penelitian ini terdiri dari Men dan Woman dengan porsi masing-masing 43.0 persen, dan 57.0 persen. Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan nyata antara gender pria dan wanita pada tingkat signifikansi 10 persen. Respondent penelitian berasal dari kelompok perusahaan Manufacture sebanyak 94 pria dan 116 wanita (17.1% dan 21.1%), Trade 59 pria dan 99 waniya (10.7% dsn 18.0%), Education 46 pria dan 57 wanita (8.3% dan10.3%), Services 38 pria dan 42 waniya (6.9% dan 7.6%).

 

Table 1. Company-Gender Cross Tabulation

 

 

Gender

Total

Male

Female

Company

Manufacture

Count

94

116

210

%

17.1%

21.1%

38.1%

Trade

Count

59

99

158

%

10.7%

18.0%

28.7%

Education

Count

46

57

103

%

8.3%

10.3%

18.7%

Services

Count

38

42

80

%

6.9%

7.6%

14.5%

Total

Count

237

314

551

%

43.0%

57.0%

100.0%

Chi-Square Tests

 

Value

df

Significance

Pearson Chi-Square

3.106a

3

.376

Likelihood Ratio

3.128

3

.372

Linear-by-Linear Association

.176

1

.675

N of Valid Cases

551

 

 

 

Company-Age Profile

            Responden dikelompokkan kedalam kelompok usia 18-29 tahun, 30-39tahun, 40-49 tahun, dan 50 Above dengan masing-masing berjumlah 429 orang, 50 orang, 64 orang, dan 8 orang atau 77.9%, 9.1%, 11.6%, dan 1.5%Pene. litian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nyata antara kelompok umur responden pada kelompok perusahaan yang diteliti pada tingkat signifikansi 1 persen. Sebagian besar responden berusia 18-29 tahun bekerja di perusahaan manufaktur (25.4 persen, diikuti perdagangan (14.3 persen. Hal ini meunjukkan bahwa 55 persen responden usia muda terserap di bidang manufaktur dan trade dan sisanya bekerja di bidang pendidikan dan jasa.

 

Table 2. Company-Age Cross Tabulation

 

 

Age

Total

18-29

30-39

40-49

50 Above

Type

Manufacture

Count

195

9

5

1

210

%

35.4%

1.6%

0.9%

0.2%

38.1%

Trade

Count

135

16

6

1

158

%

24.5%

2.9%

1.1%

0.2%

28.7%

Education

Count

79

8

14

2

103

%

14.3%

1.5%

2.5%

0.4%

18.7%

Services

Count

20

17

39

4

80

%

3.6%

3.1%

7.1%

0.7%

14.5%

Total

Count

429

50

64

8

551

%

77.9%

9.1%

11.6%

1.5%

100.0%

Chi-Square Tests

 

Value

df

Significance

Pearson Chi-Square

182.993a

9

.000

Likelihood Ratio

156.627

9

.000

Linear-by-Linear Association

132.682

1

.000

N of Valid Cases

551

 

 

 

                   

Company-Location Profile

Responden dikelompokkan kedalam Jakarta, Outer Jakarta, Urban, dan Rural Area dengan jumlah responden dan prosentase masing-masing wilayah adalah 39 responden, 127 responden,105 responden, dan 280 responden dengan total 551 responden atau 7.1%, 23.0%,        19.1%, 50.8% dari total 100.0%. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nyata antara kelompok lokasi responden pada kelompok perusahaan yang diteliti pada tingkat signifikansi 1 persen. Sebagian besar responden bekerja di regency (50.8%) yang berada di kabupaten Bekasi Jawa Barat, dimana terdapat kawasan industry manufaktur dan perdagangan yang menyerap 35.1% responden penelitian ini. Sedangkan sisanya (15,8%) bekerja di sector pendidikan dan jasa.

 

Table 3. Company-Location Cross Tabulation

 

 

Location

Total

Jakarta

Outer Jakarta

Urban

Regency

JobType

Manufacture

Count

5

44

40

121

210

%

0.9%

8.0%

7.3%

22.0%

38.1%

Trade

Count

19

33

34

72

158

%

3.4%

6.0%

6.2%

13.1%

28.7%

Education

Count

8

24

17

54

103

%

1.5%

4.4%

3.1%

9.8%

18.7%

Services

Count

7

26

14

33

80

%

1.3%

4.7%

2.5%

6.0%

14.5%

Total

Count

39

127

105

280

551

%

7.1%

23.0%

19.1%

50.8%

100.0%

Chi-Square Tests

 

Value

df

Significance

Pearson Chi-Square

21.437a

9

.011

Likelihood Ratio

22.462

9

.008

Linear-by-Linear Association

8.727

1

.003

N of Valid Cases

551

 

 

 

Company-Education Profile

Responden dikelompokkan kedalam High School, Diploma, Bachelor, dan Master masing-masing sebanyak 323, 68, 127, dan 33 responden dari total 551 responden atau 58.6%, 12.3%, 23.0%. dan 6.0% dari yoyal 100.0%. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nyata antara kelompok pendidikan responden pada kelompok perusahaan yang diteliti pada tingkat signifikansi 1 persen. Sebagian besar responden adalah lulusan SLTA yang bekerja di sector manufaktur 164 orang (29.8%), Perdagangan 87 orang (15.8%), pendidikan 63 orang (11.4%), dan jasa 9 orang (1.6%) dari total 323 orang (58.6%).  Hal ini menunjukkan fakta bahwa sector industry masih didominasi oleh para lulusan sekolah menengah atas dan kejuruan.

 

Table 4. Company-Education Cross Tabulation

 

 

Education

Total

High School

Diploma

Bachelor

Master

Company

Manufacture

Count

164

17

20

9

210

%

29.8%

3.1%

3.6%

1.6%

38.1%

Trade

Count

87

29

32

10

158

%

15.8%

5.3%

5.8%

1.8%

28.7%

Education

Count

63

12

23

5

103

%

11.4%

2.2%

4.2%

0.9%

18.7%

Services

Count

9

10

52

9

80

%

1.6%

1.8%

9.4%

1.6%

14.5%

Total

Count

323

68

127

33

551

%

58.6%

12.3%

23.0%

6.0%

100.0%

               Chi-Square Tests

 

Value

df

Significance

Pearson Chi-Square

135.679a

9

.000

Likelihood Ratio

133.454

9

.000

Linear-by-Linear Association

84.415

1

.000

N of Valid Cases

551

 

 

 

Company- Occupation Profile

Responden dikelompokkan kedalam Employee, Entrepreneur, Professionaldan Others dengan jumlah responden dan prosentase masing-masing sebesar 391, 66, 47, dan 47 responden dari total 551 responden atau 71.0%, 12.0%, 8.5%, dan 8.5% dari total 100.0% responden. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nyata antara kelompok okupasi responden pada kelompok perusahaan yang diteliti pada tingkat signifikansi 1 persen. Sebagian besar responden adalah Employee yang bekerja di sector manufaktur 193 orang (35.0%), perdagangan 98 orang (17.8%), pendidikan 75 orang (13.6%), dan sector jasa 25 orang (4.5%) dari total 391 orang employee (71.0%).

 

Table 5. Company- Occupation Cross Tabulation

 

 

Occupation

Total

Employee

Entrepreneur

Professional

Others

JobType

Manufacture

Count

193

4

2

11

210

%

35.0%

0.7%

0.4%

2.0%

38.1%

Trade

Count

98

48

5

7

158

%

17.8%

8.7%

0.9%

1.3%

28.7%

Education

Count

75

10

5

13

103

%

13.6%

1.8%

0.9%

2.4%

18.7%

Services

Count

25

4

35

16

80

%

4.5%

0.7%

6.4%

2.9%

14.5%

Total

Count

391

66

47

47

551

%

71.0%

12.0%

8.5%

8.5%

100.0%

Chi-Square Tests

 

 

Value

df

Significance

 

Pearson Chi-Square

256.317a

9

.000

 

Likelihood Ratio

207.427

9

.000

 

Linear-by-Linear Association

92.812

1

.000

 

N of Valid Cases

551

 

 

 

 

Company- Work Experience Profile

Responden dikelompokkan kedalam Below 1 Year, 1-5 Years, 6-10 Years, Above 10 Years dengan jumlah responden dan prosentase masing-masing sebesar 123, 303, 72, dan 53 dari 551 responden atau 22.3%, 55.0%, 13.1%, dan 9.6% dari total 100.0% responden. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nyata antara kelompok pengalaman kerja responden pada kelompok perusahaan yang diteliti pada tingkat signifikansi 1 persen. Sebagian besar responden memiliki pengalaman kerja 1-5 Years dengan rincian pengalaman kerja di sector manufakyur 131 orang (23.8%), sector trade 96 orang (17.4%), sector pendidikan 48 orang (8.7%), dan sector jasa 28 orang (5.1%) dari total 303 responden (55.0%).

 

Table 6. Company- Work Experience Cross Tabulation

 

 

Work Experience

Total

Below 1 Year

1-5 Years

6-10 Years

Above 10 Years

JobType

Manufacture

Count

40

131

28

11

210

%

7.3%

23.8%

5.1%

2.0%

38.1%

Trade

Count

43

96

10

9

158

%

7.8%

17.4%

1.8%

1.6%

28.7%

Education

Count

34

48

12

9

103

%

6.2%

8.7%

2.2%

1.6%

18.7%

Services

Count

6

28

22

24

80

%

1.1%

5.1%

4.0%

4.4%

14.5%

Total

Count

123

303

72

53

551

%

22.3%

55.0%

13.1%

9.6%

100.0%

Chi-Square Tests

 

Value

df

Significance

Pearson Chi-Square

85.781a

9

.000

Likelihood Ratio

75.539

9

.000

Linear-by-Linear Association

25.782

1

.000

N of Valid Cases

551

 

 

 

Company-Income Profile

Responden penelitian ini dikelompokkan kedalam pendapatan per bulan 0-2 Juta, 2-5 Juta, 5-10 Juta, dan 10 Juta Lebih dengan jumlah responden dan prosentase masing-masing sebesar sebesar 92, 356, 83, dan 20 dari total 551 responden, atau 16.7%, 64.6%, 15.1%, dan 3.6% dari total 100.0%responden. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nyata antara kelompok pendapatan responden pada kelompok perusahaan yang diteliti pada tingkat signifikansi 1 persen. Sebagian besar responden memiliki penghasilan antara 2-5 Juta per bulan dengan rincian bekerja di perusahaan manufaktur 155 orang (28.1%), perdagangan 99 orang (18.0%), pendidikan 62 orang (11.3%), dan jasa 40 orang (7.3%) dari total 356 orang (64.6%)

 

Table 7. Company-Income Cross Tabulation

 

 

Income

Total

0-2 Juta

2-5 Juta

5-10 Juta

10 Juta Lebih

JobType

Manufacture

Count

20

155

27

8

210

%

3.6%

28.1%

4.9%

1.5%

38.1%

Trade

Count

35

99

22

2

158

%

6.4%

18.0%

4.0%

0.4%

28.7%

Education

Count

22

62

13

6

103

%

4.0%

11.3%

2.4%

1.1%

18.7%

Services

Count

15

40

21

4

80

%

2.7%

7.3%

3.8%

0.7%

14.5%

Total

Count

92

356

83

20

551

%

16.7%

64.6%

15.1%

3.6%

100.0%

Chi-Square Tests

 

Value

df

Significance

Pearson Chi-Square

28.729a

9

.001

Likelihood Ratio

29.068

9

.001

Linear-by-Linear Association

.087

1

.768

N of Valid Cases

551

 

 


Company-Family Size Profile

Responden penelitian ini dikelompokkan kedalam ukuran keluarga 1 orang, 2-5 orang, 6-10 orang, dan 11 and more dengan jumlah responden dan prosentase masing-masing sebesar sebesar 169, 173, 144, dan 65 dari total 551 responden atau masing-masing dalam prosentase 30.7%, 31.4%, 26.1%, dan 11.8% responden dari 100.0%responden. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nyata antara kelompok ukuran keluarga responden pada kelompok perusahaan yang diteliti pada tingkat signifikansi 1 persen. Sebagian besar responden memiliki ukuran keluarga 2 orang. Mereka bekerja di sector manufaktur 74 orang (13.4%), perdagangan 42 orang (7.6%), pendidikan 39 orang (7.1%), dan jasa 18 orang (3.3%) dari total 173 orang dengan tanggungan 2 orang (31.4%).

 

Table 8. Company-Family Size Cross Tabulation

 

 

Family Size

Total

1

2

3

4 and more

Company

Manufacture

Count

70

74

47

19

210

%

12.7%

13.4%

8.5%

3.4%

38.1%

Trade

Count

58

42

41

17

158

%

10.5%

7.6%

7.4%

3.1%

28.7%

Education

Count

23

39

24

17

103

%

4.2%

7.1%

4.4%

3.1%

18.7%

Services

Count

18

18

32

12

80

%

3.3%

3.3%

5.8%

2.2%

14.5%

Total

Count

169

173

144

65

551

%

30.7%

31.4%

26.1%

11.8%

100.0%

Chi-Square Tests

 

Value

Dof

Significancy

Pearson Chi-Square

23.440a

9

.005

Likelihood Ratio

22.996

9

.006

Linear-by-Linear Association

11.688

1

.001

N of Valid Cases

551

 

 


4. Summary of Findings    

Company Respondent Profile

Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan nyata antara gender pria dan wanita pada tingkat signifikansi 10 persen. Respondent penelitian berasal dari kelompok perusahaan Manufacture, perdagangan, pendidikan, dan jasa dengan prosentase tertinggi dimiliki oleh kelompok perusahaan manufaktur (38.2%) yang dikuasai oleh responden wanita (21.1%); namun terdapat perbedaan nyata antara kelompok umur responden pada kelompok perusahaan yang diteliti pada tingkat signifikansi 1 persen. Responden dikelompokkan kedalam kelompok usia 18-29 tahun, 30-39 tahun, 40-49 tahun, dan 50 Above dengan kelompok terbesar dimiliki oleh responden berusia 18-19 tahun (77.9%).

Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nyata antara kelompok lokasi responden pada kelompok perusahaan yang diteliti pada tingkat signifikansi 1 persen. Responden dikelompokkan kedalam Jakarta, Outer Jakarta, Urban, dan Rural Area dengan jumlah responden terbesar berada di wilayah regency (50.8%); terdapat pula perbedaan nyata antara kelompok pendidikan responden pada kelompok perusahaan yang diteliti pada tingkat signifikansi 1 persen. Responden dikelompokkan kedalam High School, Diploma, Bachelor, dan Master dengan responden terbesar berada pada segmen lulusan SMA (58.6%).

Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nyata antara kelompok okupasi responden pada kelompok perusahaan yang diteliti pada tingkat signifikansi 1 persen. Responden dikelompokkan kedalam Employee, Entrepreneur, Professional, dan Others dengan jumlah responden terbesar berada pada kelompok Employee (71.0%) daan terdapat pula perbedaan nyata antara kelompok pengalaman kerja responden pada kelompok perusahaan yang diteliti pada tingkat signifikansi 1 persen. Responden dikelompokkan kedalam Below 1 Year, 1-5 Years, 6-10 Years, Above 10 Years dengan dan prosentase terbesar dimiliki oleh kelompok pengalaman kerja 1-5 tahun (55.0).

Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nyata antara kelompok pendapatan responden pada kelompok perusahaan yang diteliti pada tingkat signifikansi 1 persen. Responden dikelompokkan kedalam 0-2 Juta, 2-5 Juta, 5-10 Juta,  dan 10 Juta Lebih dengan prosentase terbesar adalah kelompok pendapatan 2-5 juta (64.6%) dan terdapat pula perbedaan nyata antara kelompok ukuran keluarga responden pada kelompok perusahaan yang diteliti pada tingkat signifikansi 1 persen. Responden dikelompokkan kedalam 1  orang, 2-5 orang, 6-10 orang, dan 11 and more dengan prosentase terbesar dimiliki oleh kelompok 2-5 orang (31.4%).

REFERENSI

Abdulgani H. Roeslan (1980), "Beberapa Pemikiran Tentang Pancasila: Teori dan Praktik Dasarnya," Indonesia Times (12 Desember 1980), hal. 3

Agus Sutono (2015), Penguatan Pancasila sebagai Filsafat Pendidikan Nasional, makalah dalam http: // journal. upgris.ac.id/ index.php / civis / article / view / 628

Ansoff, HI (1965) Corporate Strategy: An Analytic Approach to Business Policy for Growth and Expansion. New York: McGraw-Hill.

Bambang Tri Cahyono (2005), Perfect Life Strategy, Strategic Spiritual Quostient, SSQ International Publisher, Jakarta

David, Fred R. (2004). Manajemen Strategis: Konsep (Edisi Kesembilan). Gramedia Group PT Index. ISBN 979-683-700-5.

Dawam Rahardjo (2014). "Ekonomi Pancasila dalam Tinjauan Filsafat Ilmu". http://www.ekonomikerakyatan.ugm.ac.id. Diakses 27 April 2014.

Erlina (2016) Perlunya Etika Bisnis dalam Doing Perusahaan http://etikbisnis.blogspot.com/p/contact.html

Hamel, Gary, dan CK Prahalad. (1994) "Bersaing untuk Masa Depan." Harvard Business Review 72, no. 4 (Juli 1994): 122.

Hanif, HA (2019) Pancasila sebagai Penanganan Konflik Umat Beragama di Indonesia. al- Mawarid: Jurnal. Sy Ariah. & Hukum. 1: 117-133 (2019)

Hax, Arnoldo C. (1990) "Mendefinisikan Ulang Konsep Strategi dan Proses Pembentukan Strategi." Strategi & Kepemimpinan 18, no. 3 (1990): 34.

Herman Muslim (2016), Attitude and Job Satisfaction, PowerPoint Seminar, Jakarta

Jayshree Bajoria (2011). "Pandangan toleransi Indonesia adalah cetak biru bagi orang lain". Nasional.

Ken Ward (2010), 'Pancasila Jawa Soeharto ', Bab 2 dalam Orde Baru dan Warisan Soeharto: Esai untuk Menghormati Harold Crouch. diedit oleh Edward Aspinall dan Greg Fealy | ANUE PressEpress.anu.edu.au. ISBN 9781921666476.

Ketchen Jr. D. dkk. (2009). "Strategi 2008-2009". New York: McGraw-Hill

Malau, NA, (2016). Ekonomi Rakyat sebagai Paradigma dan Strategi Baru dalam Pembangunan Ekonomi Indonesia, IN VoL.2 Jurnal Riset Ilmiah, 1 Januari 2016

Mekari (2020) pelaksanaan Saya S ystem E konomi P ancasila di B isnis / https://www.jurnal.id/id/blog/

Michael Morfit (1987) Pancasila: Ideologi Negara Indonesia Menurut Untuk Pemerintah Orde Baru Asia Survey, Vol. Xxi, No. 8, Agustus 1981

Middleton, J. (2003) The Ultimate Strategy Library: 50 Ide Strategis Paling Berpengaruh sepanjang Masa. Oxford, Inggris: Capstone Publishing Limited (a Wiley Company).

Kementerian Penerangan, Republik Indonesia (1999), Indonesia 1999: Buku Pegangan Resmi (Tanpa ISBN)

Mintzberg, Henry. (1994) "Memikirkan Kembali Perencanaan Strategis Bagian II: Peran Baru untuk Perencana." Perencanaan Jangka Panjang 27, no. 3: 22-30.

Mubyarto (2014) Ekonomi Pancasila ". Http://poskotanews.com. Diakses 27 April 2014. Hapus tautan eksternal di parameter | penerbit = (bantuan)

Nanda Prasandi (2014). "Keunggulan Ideologi Pancasila". Kompasiana Publikasi Jakarta: Citra Lamtoro Gung Persada , 1989                

Ohmae, K. (1982) Pikiran Ahli Strategi. New York: McGraw-Hill Professional, 1982.

Pearce, JA, EB Freeman, dan RB Robinson. "Kaitan Renggang antara Perencanaan Strategis Formal dan Kinerja Keuangan." Akademi Tinjauan Manajemen 12, no. 4 (1987): 658-75.

Porter, ME (1980) Strategi Kompetitif: Teknik Menganalisis Industri dan Pesaing: Dengan Pengenalan Baru. New York: Pers Gratis.

Porter, Michael (1995), Keunggulan Kompetitif, Penerbit Erlangga , Surabaya

Riklefs (1982), Modern Indonesian History, Macmillan Southeast Asia, reprint, ISBN 0-333-24380-3

RMAB Kusuma (2004), “Lahirnya Undang-Undang Dasar 1945”, Badan Penerbitan Fakultas Hukum Universitas Indonesia, ISBN 979-8972-28-7. Benda. 1

Saafroedin Bahar dkk. (eds) (1995), Risalah Sidang Badan Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), Sekretariat Republik Indonesia, ISBN 979-8300-00-9. p. 55–72.

SchindehĂĽtte, Matti Justus (2006). Agama Zivil juga Verantwortung der Gesellschaft. Agama dan politik Faktor internal yang berhubungan dengan Entwicklung der Pancasila Indonesiens. Universität Hamburg. p. 151–179.  

Smith, Roger M. (editorial) (1974). Asia Tenggara: Perkembangan Dokumen dan Perubahan Politik. Ithaca dan London. p. 174–83. 

Soemitro (1991) Pengantar Ekonomi dan Ekonomi Pancasila, Eresco , Bandung, hal. 185.

Sudjito dan Tatit Hariyanti (20180, Pancasila sebagai Paradigma Ilmiah Membahas Pluralisme Hukum di Indonesia: Perspektif Sastra, Konferensi Internasional Pertama tentang Hukum, Pemerintahan dan Keadilan Sosial (ICoL GAS 2018)

Suharto (2020) G. Dwipayana dan Ramadhan KH, dalam Soeharto: My Thoughts, Words [,] and Actions: An Autobiography, hal. 194.

Sukarno (1997) Lahirnya Pancasila (“Lahirnya Pancasila”), Guntur, Yogyakarta, 1949 dan Laboratorium Kajian Sosial dan Politik Indonesia.

 

Sulistiowati, et.al. (2016). Nilai-Nilai Pancasila dalam Kegiatan Usaha Di Indonesia (Studi Kasus Perseroan Terbatas Dan Koperasi) . Jurnal Mimbar Hukum DOI 10.22146 / jmh.15869

The Jakarta Globe (2013). Rencana Pancasila untuk Mempengaruhi Orang Asing the Jakarta Globe. Diakses 22 September 2013

Wikisource Bahasa Indonesia (2020) Id.wikisource.org. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 - [20] Post, The Jakarta. "Polda Jabar telah mencabut tuduhan pencemaran nama baik pimpinan FPI". The Jakarta Post. Diakses 12 Juli 2020.    

Zezen Zaenal Mutaqin (2016) Strong States and Pancasila: Reflecting Human Rights in Indonesian Democracy * Constitutional Review, Desember 2016, Volume 2, Nomor 2.