Analisis Keterkaitan
Antara Kompetensi Perusahaan dengan Aspek Demografis
Bambang Tri Cahyono1,
Koes Indrati2, Endang Siswati3
1,2Fakultas Ekonomi Bisnis dan Sosial, Universitas Pelita
Bangsa, Cikarang; 3Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Bhayangkara,
Surabaya
1bambangcahyono@pelitaabangsa.ac.id;
2koesindrati@pelitabangsa.ac,id;
3endangsiswatidba@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini menyatakan bahwa tahapan perumusan dan implementasi
strategi harus lebih terintegrasi untuk memastikan bahwa ketika perubahan
terjadi dan masalah muncul dalam implementasi, strategi tersebut ditinjau
secara terus menerus. Pemantauan lingkungan mencakup komponen internal dan
eksternal. Meskipun sebagian besar organisasi merasa nyaman dengan pemindaian
lingkungan internal, mereka masih memiliki lebih banyak masalah dengan bagian
eksternal. Penelitian ini menunjukkan bahwa organisasi yang hanya melihat ke
dalam masih kehilangan setengah dari persamaan penuh untuk membuat keputusan
yang lebih efektif bagi perusahaan. Beberapa elemen yang biasa digunakan untuk
memeriksa kondisi eksternal meliputi industri secara keseluruhan termasuk tren demografis
yang berdampak pada industri, dan tren sosial di empat bidang utama: tren
ekonomi, teknologi, politik-hukum, dan sosial budaya. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat hubungan keterkaitan yang signifikan antara
kompetensi perusahaan dengan aspek demografis di daerah penelitian.
Kata Kunci: Analisis Keterkaaitan, Kompetensi Perusahaan, Aspek
Demografis
1. Pendahuluan
Saat dunia global berkembang, tantangan untuk bertahan hidup dan
keunggulan komparatif lebih dari sebelumnya sangat penting bagi negara-negara.
Bangsa-bangsa sekarang mulai menentukan cara untuk mendorong pertumbuhan dan
kemajuan. Setiap negara terus merancang dan merumuskan rencana strategis untuk
kursus arah perkembangan mereka. Indonesia tidak terkecuali.
Menanggapi berbagai permasalahan dan tantangan ke depan yang dihadapi
perusahaan-perusahaan di Indonesia, terdapat kebutuhan mendesak untuk mengembangkan
paradigma yang akan mewujudkan kualitas dan jati diri bangsa Indonesia terkait
dengan strategi manajemen yang akan membantu dalam menghasilkan sumber daya
manusia yang kompeten dan berkualitas, sehingga berkontribusi pada yang ekonomi
prestasi dari para perusahaan dan membantu menciptakan iklim usaha yang akan
sangat mempengaruhi dalam membangun nasional dan regional Indonesia.
Secara tradisional, perusahaan bisnis menerapkan mode manajemen
strategis konvensional. Dengan visi-misi yang dibutuhkan, termasuk tujuan dan
sasaran, sebagian besar perusahaan Indonesia telah mengadopsi parameter ini
cara bisnis dikelola. Ini termasuk strategi yang dirumuskan oleh perusahaan
Indonesia.
Namun, dengan pembangunan nasional Indonesia, para pemimpin nasional
dibawah Presiden Sukarno membuat konsep unik dalam memandang manajemen
strategis. Sebagai kebijakan yang memiliki implikasi luas di masyarakat, maka
strategi berbasis Pancasila dikembangkan dengan cermat. Disertai dengan tahapan
yang jelas dan partisipasi semua pihak yang berkepentingan, pengambilan
keputusan dan pencapaian tujuan dan sasaran nasional telah disepakati
bersama.
Pernyataan masalah
Penerapan manajemen strategis untuk setiap entitas bisnis adalah cara
yang populer dalam mencapai tujuan dan sasaran yang diinginkan perusahaan.
Secara tradisional dan global, ini telah diadopsi oleh bisnis. Namun, dengan
diperkenalkannya manajemen strategis berbasis Pancasila di Indonesia, ada
kebutuhan untuk memvalidasi apakah adopsi tersebut bermanfaat atau layak
diadopsi oleh perusahaan-perusahaan tersebut. Oleh karena itu, peneliti mencoba
mencari jawaban atas hal-hal berikut:
Manajemen Strategis
Ketchen Jr. D. dkk. (2009) mendefinisikan manajemen strategis sebagai
analisis, keputusan, dan tindakan yang diambil oleh perusahaan untuk
menciptakan dan mempertahankan keunggulan kompetitif. Manajemen diposisikan
dalam perusahaan berkaitan dengan proses yang sedang berjalan (proses yang
sedang berlangsung): analisis, keputusan, dan tindakan. Manajemen strategis
berkaitan dengan bagaimana manajemen menganalisis tujuan strategis (visi, misi,
tujuan) serta kondisi internal dan eksternal yang dihadapi perusahaan.
Selanjutnya, perusahaan harus mengambil keputusan strategis. Keputusan
ini harus dapat menjawab dua pertanyaan utama: (1) di industri apa perusahaan
itu berada dan (2) bagaimana perusahaan harus bersaing dalam industri tersebut.
Akhirnya, tindakan diambil untuk melaksanakan keputusan tersebut. Tindakan yang
perlu diambil akan mendorong manajer untuk mengalokasikan sumber daya dan
merancang organisasi untuk mengubah rencana menjadi kenyataan.
Strategi adalah cara bagaimana suatu perusahaan mampu mengalahkan
perusahaan lainnya. Manajer perlu menentukan bagaimana perusahaan dapat
menciptakan keunggulan kompetitif yang tidak hanya unik dan berharga tetapi
juga sulit untuk ditiru atau dicari penggantinya sehingga dapat bertahan lama.
Keunggulan kompetitif yang dapat bertahan lama biasanya diperoleh dengan
melakukan aktivitas yang berbeda dengan yang dilakukan kompetitor atau
melakukan aktivitas yang sama dengan cara yang berbeda.
Strategi umumnya didefinisikan sebagai proses berorientasi masa depan
yang memungkinkan organisasi membuat keputusan hari ini untuk memposisikan diri
mereka untuk kesuksesan masa depan. Pandangan yang lebih tradisional tentang
manajemen strategis menggunakan pendekatan linier di mana pertama-tama
pemantauan lingkungan organisasi (baik internal maupun eksternal) dilakukan,
strategi dirumuskan, strategi diterapkan dan kemudian kemajuan organisasi
menuju strategi kemudian dievaluasi.
Tingkat Strategi
Ada tiga level strategi yang dibuat dalam organisasi yang lebih besar,
yang meliputi strategi korporat, bisnis, dan fungsional atau operasional.
Sementara strategi perusahaan akan menentukan bisnis apa yang akan dijalankan
perusahaan di sana, strategi bisnis akan menentukan bagaimana perusahaan akan
bersaing di setiap bisnis yang dipilih.
Strategi di tingkat operasional akan menentukan bagaimana setiap area
fungsional seperti sumber daya manusia atau akuntansi akan benar-benar
mendukung strategi bisnis dan perusahaan. Semua strategi ini harus terkait erat
untuk memastikan bahwa organisasi bergerak ke arah yang sama.
Data dari pemantauan lingkungan ini dapat digunakan untuk membuat
rencana strategis bagi organisasi - yang kemudian diimplementasikan. Sebuah
pepatah lama menyatakan bahwa kegagalan untuk merencanakan sama dengan
merencanakan untuk gagal. Jika sebuah organisasi tidak merencanakan arahnya, ia
juga tidak mengontrol masa depannya. Fase implementasi melibatkan hampir semua
anggota organisasi. Akibatnya, perusahaan perlu melibatkan lebih banyak
karyawan dalam tahap perencanaan. Sementara perhatian historis lebih banyak
diberikan pada tahap perencanaan, organisasi pintar saat ini juga mengenali
sifat kritis dari aspek implementasi. Rencana terbaik tidak ada artinya jika
implementasinya cacat.
Komponen terakhir dari strategi adalah evaluasi dan pemantauan kemajuan
perusahaan menuju tujuan strategisnya. Organisasi yang percaya bahwa proses
tersebut selesai setelah rencana diimplementasikan hanya akan gagal. Sangat
penting bagi organisasi untuk terus memantau kemajuan mereka.
Sintesis Sastra dan Studi
Pelaksanaan dari berbasis Pancasila strategi adalah satu-satunya
alternatif jika Indonesia ingin mempertahankan kesatuan dan keragaman.
Menghadapi dua ideologi yang saling bertentangan, solusi yang ditawarkan
Pancasila adalah bahwa Indonesia tidak akan menjadi negara sekuler, di mana
agama dipisahkan secara mutlak oleh negara, atau agama, di mana negara itu
diatur oleh satu keyakinan tertentu.
Singkatnya, baik Pancasila maupun sekularisasi sebagai diferensiasi
memungkinkan kita untuk tidak memilih antara negara sekuler dan negara dengan
agama yang sempit. Sehingga penelitian ini memiliki dasar literatur dan kajian
dari dalam maupun luar negeri yang perlu dikembangkan lebih lanjut dalam
implementasi perusahaan di Indonesia melalui 10 variabel yang akan diteliti
lebih lanjut.
Dari kesimpulan dan saran penelitian yang dipaparkan di atas, penelitian
ini dapat memiliki beberapa implikasi ilmiah penting yang dapat disampaikan
kepada stakeholders di negeri ini. Implikasi penelitian yang dapat diambil dari
penelitian ini antara lain penerapan lima prinsip dalam Pancasila sebagai
variabel yang mempengaruhi perusahaan di Indonesia dalam suatu model. Hal ini
dikarenakan Sistem Ekonomi Pancasila sebenarnya merupakan sistem ekonomi
liberal yang disesuaikan dengan nilai-nilai Pancasila. Meski bertujuan untuk
mencapai kesejahteraan, sistem ini tetap tidak lepas dari kekurangan. Pasalnya,
penataan sistem ekonomi ini terpusat sehingga kreativitas masyarakat masih
terkendala berbagai hal.
2. Metodologi
Bab ini menjelaskan metodologi dan prosedur yang digunakan dalam
mengumpulkan dan menganalisis data untuk penelitian ini. Ini mencakup desain
penelitian, responden, pengambilan sampel, prosedur pengumpulan data, perlakuan
statistik, dan pertimbangan etis.
Desain penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian survei. Penelitian ini
termasuk dalam penelitian kuantitatif untuk mengetahui perilaku individu atau
kelompok dalam penerapan strategi bisnis berbasis nilai Pancasila. Pada
dasarnya, desain penelitian bersifat deskriptif karena kuesioner survei telah
dirancang dan dirumuskan.
Responden Studi
Sebagai partisipan penelitian, responden dipilih dari enam cluster yang
mewakili sektor usaha, yaitu cluster manufaktur, perdagangan, informatika,
konstruksi, pendidikan, kesehatan. Penetapan enam cluster yang berbeda
dimaksudkan untuk mengetahui perbedaan tanggapan responden di satu wilayah
perusahaan dengan tanggapan di berbagai bidang di perusahaan lain.
Responden penelitian dilakukan di perusahaan - perusahaan di sekitar
Metropolitan Jakarta yang mewakili perusahaan-perusahaan di Indonesia.
Pemilihan perusahaan ditentukan dengan pertimbangan pada saat penelitian tidak
banyak pilihan, karena negara sedang dalam bencana pandemi korona sehingga
sulit mencari responden di tempat lain.
Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel merupakan suatu cara untuk menentukan jumlah
sampel sesuai dengan besarnya sampel yang akan digunakan sebagai sumber data
sebenarnya, dengan memperhatikan karakteristik populasi dan sebaran untuk
mendapatkan sampel yang representatif. (Margono, 2004) Cluster Sampling yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengambilan sampel kelompok.
Pengambilan sampel jenis ini dilakukan berdasarkan kelompok responden dan
wilayah tertentu. Kelompok responden terdiri dari perusahaan manufaktur,
perdagangan, informatika, konstruksi, pendidikan, karyawan perusahaan kesehatan
di Jakarta, dan kawasan industri Jababeka. Individu-individu ini pada dasarnya
berada di manajemen menengah dan atas mengingat bahwa karyawan pangkat dan file
berada dalam posisi untuk menilai kinerja bisnis perusahaan mereka.
Peneliti menggunakan rumus Slovin dimana jumlah responden adalah
banyaknya populasi dibagi satu ditambah populasi dikalikan dengan kuadrat
standard error. Dengan jumlah populasi 4000 karyawan maka dapat dihitung besar
sampelnya: 4000/1 + 4000 x 0.05 x 0.05 = 364 responden dan mengingat
perbandingan antar cluster diketahui maka dapat diketahui jumlah masing-masing
responden pada setiap cluster adalah sebagai berikut.
Ukuran Populasi dan Sampel
Mengacu pada data penelitian, 2, 34% responden adalah sektor pendidikan,
sedangkan 18% adalah sektor perdagangan dan manufaktur. Terakhir, 10% berasal
dari cluster informatika, konstruksi dan kesehatan.
Instrumen Penelitian
Secara umum penelitian ini berbasis survei. Ini menggunakan kuesioner
sebagai alat pengumpulan data. Kuesioner survei terdiri dari komponen yang
berbeda. Bagian pertama kuesioner menanyakan profil demografi responden.
Kemudian dilanjutkan dengan penilaian responden terhadap manajemen strategis
tradisional atau konvensional yang dilanjutkan dengan penilaian mereka terhadap
manajemen strategis berbasis Pancasila. Terakhir, instrumen penelitian keempat
adalah kinerja bisnis masing-masing perusahaan.
Validitas dan Reliabilitas
Instrumen
Untuk menguji validitas dalam analisis ini, peneliti akan menggunakan
validitas isi dalam penyusunan item angket. Kuesioner yang telah disiapkan
diserahkan kepada dua orang yang ahli dalam manajemen strategis berbasis
pancasila. Sedangkan reliabilitas akan diuji dengan menggunakan Cronbach Alpha
dimana nilai allowable dari 0,70 (reliabel) ke atas (derajat reliabilitas lebih
tinggi).
Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan untuk memperoleh
informasi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan penelitian. Sebelum melakukan
penelitian, peneliti memiliki firasat berdasarkan teori yang digunakan, firasat
tersebut disebut hipotesis. Untuk membuktikan hipotesis secara empiris,
peneliti perlu mengumpulkan data untuk diteliti lebih dalam. Meskipun
penelitian ini hanya singkat, namun peneliti telah menempuh perjalanan panjang
dalam mengkaji penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari (Cahyono,
2005). Sehingga variabel dapat dijabarkan melalui indikator penelitian yang
telah lama diamati oleh peneliti.
Proses pengumpulan data ditentukan oleh variabel-variabel dalam
hipotesis. Pengumpulan data dilakukan pada sampel yang telah ditentukan. Data
merupakan sesuatu yang tidak memiliki arti bagi penerimanya dan masih perlu
diproses. Bentuk data bisa bermacam-macam, mulai dari gambar, suara, huruf,
angka, bahasa, simbol, bahkan keadaan. Semua ini bisa disebut sebagai data
asalkan bisa digunakan dalam penelitian ini, sehingga bisa dijadikan bahan
untuk melihat lingkungan, objek, peristiwa, atau konsep penelitian. Data dalam
penelitian ini dibagi menjadi beberapa kategori. Jenis data dan dapat
dikategorikan sebagai berikut:
Data primer, yaitu data yang dikumpulkan dan diolah oleh peneliti
langsung dari subjek atau objek penelitian, dalam hal ini data diperoleh
langsung dari sumber responden yang disurvei yaitu para pengambil keputusan di
tingkat perusahaan.
Data sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari
objek atau subjek penelitian. Data yang dikumpulkan peneliti merupakan data
yang diperoleh dari studi pustaka yang berjumlah 90 artikel dari buku dan
jurnal yang relevan dengan penelitian ini.
Data internal, yaitu data yang menggambarkan keadaan atau aktivitas dalam
suatu organisasi yang dikumpulkan oleh peneliti dari hasil observasi internal
di beberapa perusahaan yang diteliti.
Data eksternal, yaitu data yang menggambarkan situasi atau aktivitas di
luar perusahaan, dalam hal ini melalui sumber eksternal yang dapat dipercaya.
Data kuantitatif yaitu data yang berupa angka-angka sebaiknya
dikumpulkan oleh peneliti dalam bentuk angka-angka yang diturunkan dari skala
likert, dimana: 1 = sangat tidak setuju 2 = tidak setuju 3 = setuju 4 = sangat
setuju.
Data kualitatif adalah data yang tidak berbentuk angka, dalam hal ini
dikumpulkan oleh peneliti dari wawancara terbuka.
Penampang / insidental, yaitu data yang dikumpulkan hanya pada
waktu-waktu tertentu oleh peneliti pada saat melakukan penelitian dengan menggunakan
pertanyaan tertutup.
Peneliti menyebarkan kuesioner survei dan kemudian mengumpulkannya. Data
yang terkumpul akan disusun dan ditabulasikan, setelah itu akan disajikan
secara tertib dan bermakna.
Perawatan Statistik
Dalam mengerjakan hasil, peneliti akan menggunakan persentase, rata-rata
tertimbang, dan peringkat. Ini juga akan menggunakan uji-t dan regresi
berganda.
Untuk mengukur pengaruh variabel yang melibatkan lebih dari satu
variabel independen, digunakan analisis regresi linier berganda yang disebut
linier karena setiap nilai taksiran diharapkan naik atau turun mengikuti garis
lurus. Penggunaan nilai konstanta statistik dilakukan jika variabel satuan X
(independen) dan variabel Y (dependen) tidak sama. Sedangkan jika variabel X
(independen) dan Y (dependen) baik linier sederhana maupun linier berganda
memiliki satuan yang sama, maka nilai konstanta diabaikan dengan asumsi bahwa
perubahan variabel Y (dependen) akan sebanding dengan nilai variabel tersebut.
perubahan variabel X (independen).
3. Hasil Penelitian
Company-Gender
Profile
Responden penelitian ini terdiri dari Men dan Woman
dengan porsi masing-masing 43.0 persen, dan 57.0 persen. Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan nyata antara
gender pria dan wanita pada tingkat signifikansi 10 persen. Respondent
penelitian berasal dari kelompok perusahaan Manufacture sebanyak 94 pria dan
116 wanita (17.1% dan 21.1%), Trade 59 pria dan 99 waniya (10.7% dsn 18.0%), Education
46 pria dan 57 wanita (8.3% dan10.3%), Services 38 pria dan 42 waniya (6.9% dan
7.6%).
Table 1. Company-Gender Cross Tabulation
|
|
Gender
|
Total
|
Male
|
Female
|
Company
|
Manufacture
|
Count
|
94
|
116
|
210
|
%
|
17.1%
|
21.1%
|
38.1%
|
Trade
|
Count
|
59
|
99
|
158
|
%
|
10.7%
|
18.0%
|
28.7%
|
Education
|
Count
|
46
|
57
|
103
|
%
|
8.3%
|
10.3%
|
18.7%
|
Services
|
Count
|
38
|
42
|
80
|
%
|
6.9%
|
7.6%
|
14.5%
|
Total
|
Count
|
237
|
314
|
551
|
%
|
43.0%
|
57.0%
|
100.0%
|
Chi-Square Tests
|
|
Value
|
df
|
Significance
|
Pearson Chi-Square
|
3.106a
|
3
|
.376
|
Likelihood Ratio
|
3.128
|
3
|
.372
|
Linear-by-Linear Association
|
.176
|
1
|
.675
|
N of Valid Cases
|
551
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Company-Age Profile
Responden
dikelompokkan kedalam kelompok usia 18-29 tahun, 30-39tahun, 40-49 tahun, dan
50 Above dengan masing-masing berjumlah 429 orang, 50 orang, 64 orang, dan 8
orang atau 77.9%, 9.1%, 11.6%, dan 1.5%Pene. litian ini menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan nyata antara kelompok umur responden pada kelompok
perusahaan yang diteliti pada tingkat signifikansi 1 persen. Sebagian besar
responden berusia 18-29 tahun bekerja di perusahaan manufaktur (25.4 persen,
diikuti perdagangan (14.3 persen. Hal ini meunjukkan bahwa 55 persen responden
usia muda terserap di bidang manufaktur dan trade dan sisanya bekerja di bidang
pendidikan dan jasa.
Table 2. Company-Age Cross Tabulation
|
|
Age
|
Total
|
18-29
|
30-39
|
40-49
|
50
Above
|
Type
|
Manufacture
|
Count
|
195
|
9
|
5
|
1
|
210
|
%
|
35.4%
|
1.6%
|
0.9%
|
0.2%
|
38.1%
|
Trade
|
Count
|
135
|
16
|
6
|
1
|
158
|
%
|
24.5%
|
2.9%
|
1.1%
|
0.2%
|
28.7%
|
Education
|
Count
|
79
|
8
|
14
|
2
|
103
|
%
|
14.3%
|
1.5%
|
2.5%
|
0.4%
|
18.7%
|
Services
|
Count
|
20
|
17
|
39
|
4
|
80
|
%
|
3.6%
|
3.1%
|
7.1%
|
0.7%
|
14.5%
|
Total
|
Count
|
429
|
50
|
64
|
8
|
551
|
%
|
77.9%
|
9.1%
|
11.6%
|
1.5%
|
100.0%
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Chi-Square
Tests
|
|
Value
|
df
|
Significance
|
Pearson Chi-Square
|
182.993a
|
9
|
.000
|
Likelihood Ratio
|
156.627
|
9
|
.000
|
Linear-by-Linear Association
|
132.682
|
1
|
.000
|
N of Valid Cases
|
551
|
|
|
Company-Location Profile
Responden dikelompokkan kedalam Jakarta, Outer Jakarta, Urban, dan Rural
Area dengan jumlah responden dan prosentase masing-masing wilayah adalah 39
responden, 127 responden,105 responden, dan 280 responden dengan total 551
responden atau 7.1%, 23.0%, 19.1%,
50.8% dari total 100.0%. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
nyata antara kelompok lokasi responden pada kelompok perusahaan yang diteliti
pada tingkat signifikansi 1 persen. Sebagian besar responden bekerja di regency
(50.8%) yang berada di kabupaten Bekasi Jawa Barat, dimana terdapat kawasan
industry manufaktur dan perdagangan yang menyerap 35.1% responden penelitian
ini. Sedangkan sisanya (15,8%) bekerja di sector pendidikan dan jasa.
Table 3. Company-Location Cross Tabulation
|
|
Location
|
Total
|
Jakarta
|
Outer
Jakarta
|
Urban
|
Regency
|
JobType
|
Manufacture
|
Count
|
5
|
44
|
40
|
121
|
210
|
%
|
0.9%
|
8.0%
|
7.3%
|
22.0%
|
38.1%
|
Trade
|
Count
|
19
|
33
|
34
|
72
|
158
|
%
|
3.4%
|
6.0%
|
6.2%
|
13.1%
|
28.7%
|
Education
|
Count
|
8
|
24
|
17
|
54
|
103
|
%
|
1.5%
|
4.4%
|
3.1%
|
9.8%
|
18.7%
|
Services
|
Count
|
7
|
26
|
14
|
33
|
80
|
%
|
1.3%
|
4.7%
|
2.5%
|
6.0%
|
14.5%
|
Total
|
Count
|
39
|
127
|
105
|
280
|
551
|
%
|
7.1%
|
23.0%
|
19.1%
|
50.8%
|
100.0%
|
Chi-Square Tests
|
|
Value
|
df
|
Significance
|
Pearson Chi-Square
|
21.437a
|
9
|
.011
|
Likelihood Ratio
|
22.462
|
9
|
.008
|
Linear-by-Linear Association
|
8.727
|
1
|
.003
|
N of Valid Cases
|
551
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Company-Education Profile
Responden dikelompokkan kedalam High School,
Diploma, Bachelor, dan Master masing-masing sebanyak 323, 68, 127, dan 33
responden dari total 551 responden atau 58.6%, 12.3%, 23.0%. dan 6.0% dari
yoyal 100.0%. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nyata antara
kelompok pendidikan responden pada kelompok perusahaan yang diteliti pada
tingkat signifikansi 1 persen. Sebagian besar responden adalah lulusan SLTA
yang bekerja di sector manufaktur 164 orang (29.8%), Perdagangan 87 orang
(15.8%), pendidikan 63 orang (11.4%), dan jasa 9 orang (1.6%) dari total 323
orang (58.6%). Hal ini menunjukkan fakta
bahwa sector industry masih didominasi oleh para lulusan sekolah menengah atas
dan kejuruan.
Table 4. Company-Education Cross Tabulation
|
|
Education
|
Total
|
High
School
|
Diploma
|
Bachelor
|
Master
|
Company
|
Manufacture
|
Count
|
164
|
17
|
20
|
9
|
210
|
%
|
29.8%
|
3.1%
|
3.6%
|
1.6%
|
38.1%
|
Trade
|
Count
|
87
|
29
|
32
|
10
|
158
|
%
|
15.8%
|
5.3%
|
5.8%
|
1.8%
|
28.7%
|
Education
|
Count
|
63
|
12
|
23
|
5
|
103
|
%
|
11.4%
|
2.2%
|
4.2%
|
0.9%
|
18.7%
|
Services
|
Count
|
9
|
10
|
52
|
9
|
80
|
%
|
1.6%
|
1.8%
|
9.4%
|
1.6%
|
14.5%
|
Total
|
Count
|
323
|
68
|
127
|
33
|
551
|
%
|
58.6%
|
12.3%
|
23.0%
|
6.0%
|
100.0%
|
Chi-Square Tests
|
|
Value
|
df
|
Significance
|
Pearson Chi-Square
|
135.679a
|
9
|
.000
|
Likelihood Ratio
|
133.454
|
9
|
.000
|
Linear-by-Linear Association
|
84.415
|
1
|
.000
|
N of Valid Cases
|
551
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Company- Occupation Profile
Responden dikelompokkan kedalam Employee, Entrepreneur, Professionaldan
Others dengan jumlah responden dan prosentase masing-masing sebesar 391, 66,
47, dan 47 responden dari total 551 responden atau 71.0%, 12.0%, 8.5%, dan 8.5%
dari total 100.0% responden. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan nyata antara kelompok okupasi responden pada kelompok perusahaan yang
diteliti pada tingkat signifikansi 1 persen. Sebagian besar responden adalah
Employee yang bekerja di sector manufaktur 193 orang (35.0%), perdagangan 98 orang
(17.8%), pendidikan 75 orang (13.6%), dan sector jasa 25 orang (4.5%) dari
total 391 orang employee (71.0%).
Table 5. Company- Occupation Cross Tabulation
|
|
Occupation
|
Total
|
Employee
|
Entrepreneur
|
Professional
|
Others
|
JobType
|
Manufacture
|
Count
|
193
|
4
|
2
|
11
|
210
|
%
|
35.0%
|
0.7%
|
0.4%
|
2.0%
|
38.1%
|
Trade
|
Count
|
98
|
48
|
5
|
7
|
158
|
%
|
17.8%
|
8.7%
|
0.9%
|
1.3%
|
28.7%
|
Education
|
Count
|
75
|
10
|
5
|
13
|
103
|
%
|
13.6%
|
1.8%
|
0.9%
|
2.4%
|
18.7%
|
Services
|
Count
|
25
|
4
|
35
|
16
|
80
|
%
|
4.5%
|
0.7%
|
6.4%
|
2.9%
|
14.5%
|
Total
|
Count
|
391
|
66
|
47
|
47
|
551
|
%
|
71.0%
|
12.0%
|
8.5%
|
8.5%
|
100.0%
|
Chi-Square Tests
|
|
|
Value
|
df
|
Significance
|
|
Pearson Chi-Square
|
256.317a
|
9
|
.000
|
|
Likelihood Ratio
|
207.427
|
9
|
.000
|
|
Linear-by-Linear Association
|
92.812
|
1
|
.000
|
|
N of Valid Cases
|
551
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Company-
Work Experience Profile
Responden dikelompokkan kedalam Below 1 Year, 1-5 Years, 6-10 Years,
Above 10 Years dengan jumlah responden dan prosentase masing-masing sebesar
123, 303, 72, dan 53 dari 551 responden atau 22.3%, 55.0%, 13.1%, dan 9.6% dari
total 100.0% responden. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
nyata antara kelompok pengalaman kerja responden pada kelompok perusahaan yang
diteliti pada tingkat signifikansi 1 persen. Sebagian besar responden memiliki
pengalaman kerja 1-5 Years dengan rincian pengalaman kerja di sector manufakyur
131 orang (23.8%), sector trade 96 orang (17.4%), sector pendidikan 48 orang
(8.7%), dan sector jasa 28 orang (5.1%) dari total 303 responden (55.0%).
Table 6. Company- Work Experience Cross
Tabulation
|
|
Work
Experience
|
Total
|
Below
1 Year
|
1-5
Years
|
6-10
Years
|
Above
10 Years
|
JobType
|
Manufacture
|
Count
|
40
|
131
|
28
|
11
|
210
|
%
|
7.3%
|
23.8%
|
5.1%
|
2.0%
|
38.1%
|
Trade
|
Count
|
43
|
96
|
10
|
9
|
158
|
%
|
7.8%
|
17.4%
|
1.8%
|
1.6%
|
28.7%
|
Education
|
Count
|
34
|
48
|
12
|
9
|
103
|
%
|
6.2%
|
8.7%
|
2.2%
|
1.6%
|
18.7%
|
Services
|
Count
|
6
|
28
|
22
|
24
|
80
|
%
|
1.1%
|
5.1%
|
4.0%
|
4.4%
|
14.5%
|
Total
|
Count
|
123
|
303
|
72
|
53
|
551
|
%
|
22.3%
|
55.0%
|
13.1%
|
9.6%
|
100.0%
|
Chi-Square
Tests
|
|
Value
|
df
|
Significance
|
Pearson Chi-Square
|
85.781a
|
9
|
.000
|
Likelihood Ratio
|
75.539
|
9
|
.000
|
Linear-by-Linear Association
|
25.782
|
1
|
.000
|
N of Valid Cases
|
551
|
|
|
Company-Income Profile
Responden penelitian ini dikelompokkan kedalam pendapatan per bulan 0-2
Juta, 2-5 Juta, 5-10 Juta, dan 10 Juta Lebih dengan jumlah responden dan
prosentase masing-masing sebesar sebesar 92, 356, 83, dan 20 dari total 551
responden, atau 16.7%, 64.6%, 15.1%, dan 3.6% dari total 100.0%responden. Penelitian
ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nyata antara kelompok pendapatan
responden pada kelompok perusahaan yang diteliti pada tingkat signifikansi 1
persen. Sebagian besar responden memiliki penghasilan antara 2-5 Juta per bulan
dengan rincian bekerja di perusahaan manufaktur 155 orang (28.1%), perdagangan 99
orang (18.0%), pendidikan 62 orang (11.3%), dan jasa 40 orang (7.3%) dari total
356 orang (64.6%)
Table 7. Company-Income Cross Tabulation
|
|
Income
|
Total
|
0-2
Juta
|
2-5
Juta
|
5-10
Juta
|
10
Juta Lebih
|
JobType
|
Manufacture
|
Count
|
20
|
155
|
27
|
8
|
210
|
%
|
3.6%
|
28.1%
|
4.9%
|
1.5%
|
38.1%
|
Trade
|
Count
|
35
|
99
|
22
|
2
|
158
|
%
|
6.4%
|
18.0%
|
4.0%
|
0.4%
|
28.7%
|
Education
|
Count
|
22
|
62
|
13
|
6
|
103
|
%
|
4.0%
|
11.3%
|
2.4%
|
1.1%
|
18.7%
|
Services
|
Count
|
15
|
40
|
21
|
4
|
80
|
%
|
2.7%
|
7.3%
|
3.8%
|
0.7%
|
14.5%
|
Total
|
Count
|
92
|
356
|
83
|
20
|
551
|
%
|
16.7%
|
64.6%
|
15.1%
|
3.6%
|
100.0%
|
Chi-Square
Tests
|
|
Value
|
df
|
Significance
|
Pearson Chi-Square
|
28.729a
|
9
|
.001
|
Likelihood Ratio
|
29.068
|
9
|
.001
|
Linear-by-Linear Association
|
.087
|
1
|
.768
|
N of Valid Cases
|
551
|
|
|
Company-Family Size Profile
Responden penelitian ini dikelompokkan kedalam ukuran keluarga 1 orang,
2-5 orang, 6-10 orang, dan 11 and more dengan jumlah responden dan prosentase
masing-masing sebesar sebesar 169, 173, 144, dan 65 dari total 551 responden
atau masing-masing dalam prosentase 30.7%, 31.4%, 26.1%, dan 11.8% responden
dari 100.0%responden. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nyata
antara kelompok ukuran keluarga responden pada kelompok perusahaan yang
diteliti pada tingkat signifikansi 1 persen. Sebagian besar responden memiliki
ukuran keluarga 2 orang. Mereka bekerja di sector manufaktur 74 orang (13.4%),
perdagangan 42 orang (7.6%), pendidikan 39 orang (7.1%), dan jasa 18 orang
(3.3%) dari total 173 orang dengan tanggungan 2 orang (31.4%).
Table 8. Company-Family Size Cross Tabulation
|
|
Family
Size
|
Total
|
1
|
2
|
3
|
4
and more
|
Company
|
Manufacture
|
Count
|
70
|
74
|
47
|
19
|
210
|
%
|
12.7%
|
13.4%
|
8.5%
|
3.4%
|
38.1%
|
Trade
|
Count
|
58
|
42
|
41
|
17
|
158
|
%
|
10.5%
|
7.6%
|
7.4%
|
3.1%
|
28.7%
|
Education
|
Count
|
23
|
39
|
24
|
17
|
103
|
%
|
4.2%
|
7.1%
|
4.4%
|
3.1%
|
18.7%
|
Services
|
Count
|
18
|
18
|
32
|
12
|
80
|
%
|
3.3%
|
3.3%
|
5.8%
|
2.2%
|
14.5%
|
Total
|
Count
|
169
|
173
|
144
|
65
|
551
|
%
|
30.7%
|
31.4%
|
26.1%
|
11.8%
|
100.0%
|
Chi-Square
Tests
|
|
Value
|
Dof
|
Significancy
|
Pearson Chi-Square
|
23.440a
|
9
|
.005
|
Likelihood Ratio
|
22.996
|
9
|
.006
|
Linear-by-Linear Association
|
11.688
|
1
|
.001
|
N of Valid Cases
|
551
|
|
|
4. Summary of Findings
Company Respondent Profile
Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat
perbedaan nyata antara gender pria dan wanita pada tingkat signifikansi 10
persen. Respondent penelitian berasal dari kelompok perusahaan Manufacture,
perdagangan, pendidikan, dan jasa dengan prosentase tertinggi dimiliki oleh
kelompok perusahaan manufaktur (38.2%) yang dikuasai oleh responden wanita
(21.1%); namun terdapat perbedaan nyata antara kelompok umur responden pada
kelompok perusahaan yang diteliti pada tingkat signifikansi 1 persen. Responden
dikelompokkan kedalam kelompok usia 18-29 tahun, 30-39 tahun, 40-49 tahun, dan
50 Above dengan kelompok terbesar dimiliki oleh responden berusia 18-19 tahun
(77.9%).
Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nyata antara
kelompok lokasi responden pada kelompok perusahaan yang diteliti pada tingkat
signifikansi 1 persen. Responden dikelompokkan kedalam Jakarta, Outer Jakarta,
Urban, dan Rural Area dengan jumlah responden terbesar berada di wilayah regency
(50.8%); terdapat pula perbedaan nyata antara kelompok pendidikan responden
pada kelompok perusahaan yang diteliti pada tingkat signifikansi 1 persen.
Responden dikelompokkan kedalam High School, Diploma, Bachelor, dan Master
dengan responden terbesar berada pada segmen lulusan SMA (58.6%).
Penelitian
ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nyata antara kelompok okupasi
responden pada kelompok perusahaan yang diteliti pada tingkat signifikansi 1
persen. Responden dikelompokkan kedalam Employee, Entrepreneur, Professional,
dan Others dengan jumlah responden terbesar berada pada kelompok Employee
(71.0%) daan terdapat pula perbedaan nyata antara kelompok pengalaman kerja
responden pada kelompok perusahaan yang diteliti pada tingkat signifikansi 1
persen. Responden dikelompokkan kedalam Below 1 Year, 1-5 Years, 6-10 Years,
Above 10 Years dengan dan prosentase terbesar dimiliki oleh kelompok pengalaman
kerja 1-5 tahun (55.0).
Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nyata antara
kelompok pendapatan responden pada kelompok perusahaan yang diteliti pada
tingkat signifikansi 1 persen. Responden dikelompokkan kedalam 0-2 Juta, 2-5
Juta, 5-10 Juta, dan 10 Juta Lebih
dengan prosentase terbesar adalah kelompok pendapatan 2-5 juta (64.6%) dan
terdapat pula perbedaan nyata antara kelompok ukuran keluarga responden pada
kelompok perusahaan yang diteliti pada tingkat signifikansi 1 persen. Responden
dikelompokkan kedalam 1 orang, 2-5 orang,
6-10 orang, dan 11 and more dengan prosentase terbesar dimiliki oleh kelompok
2-5 orang (31.4%).
REFERENSI
Abdulgani H. Roeslan (1980), "Beberapa Pemikiran Tentang Pancasila:
Teori dan Praktik Dasarnya," Indonesia Times (12 Desember 1980), hal. 3
Agus Sutono (2015), Penguatan Pancasila sebagai Filsafat Pendidikan
Nasional, makalah dalam http: // journal. upgris.ac.id/ index.php / civis /
article / view / 628
Ansoff, HI (1965) Corporate Strategy: An Analytic Approach to Business
Policy for Growth and Expansion. New York: McGraw-Hill.
Bambang Tri Cahyono (2005), Perfect Life Strategy, Strategic Spiritual
Quostient, SSQ International Publisher, Jakarta
David, Fred R. (2004). Manajemen Strategis: Konsep (Edisi Kesembilan).
Gramedia Group PT Index. ISBN 979-683-700-5.
Dawam Rahardjo (2014). "Ekonomi Pancasila dalam Tinjauan Filsafat
Ilmu". http://www.ekonomikerakyatan.ugm.ac.id. Diakses 27 April 2014.
Erlina (2016) Perlunya Etika Bisnis dalam Doing Perusahaan
http://etikbisnis.blogspot.com/p/contact.html
Hamel, Gary, dan CK Prahalad. (1994) "Bersaing untuk Masa
Depan." Harvard Business Review 72, no. 4 (Juli 1994): 122.
Hanif, HA (2019) Pancasila sebagai Penanganan Konflik Umat Beragama di
Indonesia. al- Mawarid: Jurnal. Sy Ariah. & Hukum. 1: 117-133 (2019)
Hax, Arnoldo C. (1990) "Mendefinisikan Ulang Konsep Strategi dan
Proses Pembentukan Strategi." Strategi & Kepemimpinan 18, no. 3
(1990): 34.
Herman Muslim (2016), Attitude and Job Satisfaction, PowerPoint Seminar,
Jakarta
Jayshree Bajoria (2011). "Pandangan toleransi Indonesia adalah
cetak biru bagi orang lain". Nasional.
Ken Ward (2010), 'Pancasila Jawa Soeharto ', Bab 2 dalam Orde Baru dan
Warisan Soeharto: Esai untuk Menghormati Harold Crouch. diedit oleh Edward
Aspinall dan Greg Fealy | ANUE PressEpress.anu.edu.au. ISBN 9781921666476.
Ketchen Jr. D. dkk. (2009). "Strategi 2008-2009". New York:
McGraw-Hill
Malau, NA, (2016). Ekonomi Rakyat sebagai Paradigma dan Strategi Baru
dalam Pembangunan Ekonomi Indonesia, IN VoL.2 Jurnal Riset Ilmiah, 1 Januari
2016
Mekari (2020) pelaksanaan Saya S ystem E konomi P ancasila di B isnis /
https://www.jurnal.id/id/blog/
Michael Morfit (1987) Pancasila: Ideologi Negara Indonesia Menurut Untuk
Pemerintah Orde Baru Asia Survey, Vol. Xxi, No. 8, Agustus 1981
Middleton, J. (2003) The Ultimate Strategy Library: 50 Ide Strategis
Paling Berpengaruh sepanjang Masa. Oxford, Inggris: Capstone Publishing Limited
(a Wiley Company).
Kementerian Penerangan, Republik Indonesia (1999), Indonesia 1999: Buku
Pegangan Resmi (Tanpa ISBN)
Mintzberg, Henry. (1994) "Memikirkan Kembali Perencanaan Strategis
Bagian II: Peran Baru untuk Perencana." Perencanaan Jangka Panjang 27, no.
3: 22-30.
Mubyarto (2014) Ekonomi Pancasila ". Http://poskotanews.com.
Diakses 27 April 2014. Hapus tautan eksternal di parameter | penerbit =
(bantuan)
Nanda Prasandi (2014). "Keunggulan Ideologi Pancasila".
Kompasiana Publikasi Jakarta: Citra Lamtoro Gung Persada , 1989
Ohmae, K. (1982) Pikiran Ahli Strategi. New York: McGraw-Hill
Professional, 1982.
Pearce, JA, EB Freeman, dan RB Robinson. "Kaitan Renggang antara
Perencanaan Strategis Formal dan Kinerja Keuangan." Akademi Tinjauan
Manajemen 12, no. 4 (1987): 658-75.
Porter, ME (1980) Strategi Kompetitif: Teknik Menganalisis Industri dan
Pesaing: Dengan Pengenalan Baru. New York: Pers Gratis.
Porter, Michael (1995), Keunggulan Kompetitif, Penerbit Erlangga ,
Surabaya
Riklefs (1982), Modern Indonesian History, Macmillan Southeast Asia,
reprint, ISBN 0-333-24380-3
RMAB Kusuma (2004), “Lahirnya Undang-Undang Dasar 1945”, Badan
Penerbitan Fakultas Hukum Universitas Indonesia, ISBN 979-8972-28-7. Benda. 1
Saafroedin Bahar dkk. (eds) (1995), Risalah Sidang Badan Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI),
Sekretariat Republik Indonesia, ISBN 979-8300-00-9. p. 55–72.
SchindehĂĽtte, Matti Justus (2006). Agama Zivil juga Verantwortung der
Gesellschaft. Agama dan politik Faktor internal yang berhubungan dengan
Entwicklung der Pancasila Indonesiens. Universität Hamburg. p. 151–179.
Smith, Roger M. (editorial) (1974). Asia Tenggara: Perkembangan Dokumen
dan Perubahan Politik. Ithaca dan London. p. 174–83.
Soemitro (1991) Pengantar Ekonomi dan Ekonomi Pancasila, Eresco ,
Bandung, hal. 185.
Sudjito dan Tatit Hariyanti (20180, Pancasila sebagai Paradigma Ilmiah
Membahas Pluralisme Hukum di Indonesia: Perspektif Sastra, Konferensi
Internasional Pertama tentang Hukum, Pemerintahan dan Keadilan Sosial (ICoL GAS
2018)
Suharto (2020) G. Dwipayana dan Ramadhan KH, dalam Soeharto: My
Thoughts, Words [,] and Actions: An Autobiography, hal. 194.
Sukarno (1997) Lahirnya Pancasila (“Lahirnya Pancasila”), Guntur,
Yogyakarta, 1949 dan Laboratorium Kajian Sosial dan Politik Indonesia.
Sulistiowati, et.al. (2016). Nilai-Nilai Pancasila dalam Kegiatan Usaha
Di Indonesia (Studi Kasus Perseroan Terbatas Dan Koperasi) . Jurnal Mimbar
Hukum DOI 10.22146 / jmh.15869
The Jakarta Globe (2013). Rencana Pancasila untuk Mempengaruhi Orang
Asing the Jakarta Globe. Diakses 22 September 2013
Wikisource Bahasa Indonesia (2020) Id.wikisource.org. Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 - [20] Post, The Jakarta. "Polda
Jabar telah mencabut tuduhan pencemaran nama baik pimpinan FPI". The
Jakarta Post. Diakses 12 Juli 2020.
Zezen Zaenal Mutaqin (2016) Strong States and Pancasila: Reflecting
Human Rights in Indonesian Democracy * Constitutional Review, Desember 2016,
Volume 2, Nomor 2.