Jumat, 31 Juli 2020

Customer Service Perspectives and their Impacts on the Performance of Training Institutions in Indonesia

Research Paper | Economics and Management | Indonesia | Volume 9 Issue 7, July 2020

Customer Service Perspectives and their Impacts on the Performance of Training Institutions in Indonesia

 Koes Indrati, Bambang Tri Cahyono, Endang Siswati

This study discusses, among others, the availability of training staff and their inadequate welfare both in terms of quantity and quality, limited infrastructure and training facilities that have not been optimally utilized by training institutions.Inadequate training funding to support the quality of training, as well as inefficient and effective training processes. The problem of job training institutions which are about developing quality human resources is now increasing, both in terms of quantity and quality. Because training institutions, in addition to being seen as agents of change, are also a strategic medium in processing and preparing creative and productive future generations for nation building. As a strategic institution, job training institutions can be used as the spearhead in solving every problem faced by humans.This study shows the results of hypothesis testing that there is a positive and significant influence between the perspective of customer satisfaction services on the performance of training institutions. These results indicated by the magnitude of the constants of 1.374 with a standard error of 0.1 26 and t amounted to 10 927, which means significant at the 1 percent level of significance. The coefficient of customer satisfaction service perspective is 0. 571 with a standard error of 0.03 9 and a standardized beta coefficient of 0. 582 with a t value of 14, 631 which means that there is a positive and significant effect between the customer satisfaction service perspective on the performance of the training institution at a significance level of 1 percent.

Keywords: perspective, customer service, performance, training institutions

Edition: Volume 9 Issue 7, July 2020

Pages: 1834 - 1841

POP, NU, MUHAMMADIYAH, DAN PGRI

POP, NU, MUHAMMADIYAH, DAN PGRI

Oleh: Bambang Tri Cahyono

Ada berita tak sedap dibalik penolakan  NU, Muhammadiyah, dan PGRI terhadap Program Organisasi Penggerak yang dimotori oleh Kemendikbud. Dengan tidak mengurangi rasa hormat saya kepada ketiga organisasi massa tersebut, maka saya mohon dapat menyampaikan hal yang menurut saya tak sedap itu.

Pertama, ketiga organisasi tersebut adalah organisasi konglomerat di bidang pendidikan. Kelas mereka sudah tak lagi Kijang, Macan, atau Gajah. Tapi sudah kelas kakap atau bahkan dinosaurus. Jadi mereka memang tidak perlu diikut sertakan dalam POP yang notabene hanya untuk organisasi kelas UMKM.

Kedua, Ketiga ormas konglomerat pendidikan tersebut sudah menolak POP dan keluar dari program,  jadi sebaiknya keluar dengan ikhlas tanpa harus teriak di media massa. Teriakan mereka sudah terbayar lunas dengan manfaat yang seharusnya akan diterima jika ketiga organisasi konglomerat pendidikan tersebut ikut ambil bagian dalam POP.

Ketiga, Ketiga organisasi pendidikan kelas kakap tersebut seharusnya menilai diri, apakah selama ini mereka tidak dibesarkan oleh Pemerintah, dalam hal ini Kemendikbud dengan segala fasilitas yang bahkan tidak pernah diterima oleh organisasi pendidikan sekelas UMKM.

Keempat, Ketiga organisasi penggerak pendidikan tersebut memang salah satu bisnis intinya adalah di bidang pendidikan. Aset mereka disumbang dalam jumlah yang besar oleh penghasilan di bidang ini, bahkan sejak Indonesia belum merdeka. Jadi berilah kesempatan ini kepada pemain yang baru merdeka.

Kelima, Kalau diantara ketiga organisasi penggerak tersebut ada yang tidak memiliki badan hukum nasional Indonesia, karena didirikan pada jaman Belanda, maka urusilah bentuk badan hukum baru di Kemenkumham dan bukan mempertahankan badan hukum kolonial tersebut.

Keenam, Mas Mendikbud sudah minta maaf kepada ketiga konglomerat pendidikan ini. Mohon agar Mas Menteri yang milenial ini jangan diobok-obok hanya karena dia bukan diambil dari unsur organisasi  penggerak pendidikan terbesar di tanah air tersebut.

Demikian saya sampaikan berita tak sedap ini untuk direnungkan dengan arif dan bijaksana. Bukan dengan respon yang meledak-ledak, seperti yang dialami oleh mas Menteri yang berpikiran out of the box ini.

salam mesra dan tetap semangat!



Kamis, 30 Juli 2020

Ekonomi Pancasila

PENELITI

Minggu ini saya presentasi penelitian saya tentang manajemen strategi berbasis pancasila di depan kelompok para pejuang program doktor upb. namun sebelum presentasi saya akan mengajak sodara untuk melihat proses sampai saya memilih judul penelitian ini.

Dimulai pada awal tahun 1975 ketika saya masuk ke ugm mengambil program studi ekonomi pertanian di fakultas ekonomi ugm. sampai kemudian saya lulus dengan predikat cum laude pada tahun 1980 dan kemudian diangkat menjadi dosen tetap ugm sampai tahun 1998.

Selama saya mengabdi sebagai dosen  di ugm, saya telah menyelesaikan program master dan doktor di bidang ekonomi pertanian di thailand dan usa. Disitulah saya merasa nyaman menjadi peneliti senior ugm dibawah bimbingan profesor mubyarto salah satu penggagas ekonomi pancasila.

Tahun 2018 akhir saya mengajak para dosen upb, presiden university, dan unkris berjumlah 14 orang untuk studi program doktor of business administration di philippines women's university dan tahun ini diharapkan rampung penelitian disertasi dan tahun depan bisa wisuda.

Ketika membuat proposal disertasi, saya disarankan oleh pembimbing saya untuk menggali pancasila dari awal terbentuknya pada tahun 1945 oleh bung karno. kemudian saya runtut tokoh-tokoh pancasila dan ekonomi pancasila mulai dari soekarno,  muhammad yamin, roeslan abdulgani, soeharro, emil salim, sampai mubyarto dan boediono.

Disitu saya menemukan pancasila sebagai pelita bangsa Indonesia untuk menghadapi segala persoalan negeri. Dan saya merasakan ada semangat untuk meneliti pancasila ini lebih lanjut dan menerbitkan hasil penelitiannya dalam jurnal nasional dan internasional.

Ternyata dalam waktu singkat beberapa tulisan hasil penelitian saya dan penulis lain muncul di jurnal internasional. Maka saya mengajak para peneliti lain untuk bersama saya menggali ekonomi dan manajemen pancasila ini lebih lanjut.

Sebagai tahap awal, saya canangkan 10 topik penelitian tentang pandangan berbasis pancaIla saya ini dan saya mengajak peneliti lain untuk ikut menjadi tim peneliti. Ternyata ajakan saya ini mendapat respon positif dan tercatat ada sekitar 20 dosen peneliti yang bersedia bergabung.

Maka saya bermaksud mendirikan Pusat Studi Ekonomi Pancasila (PSEP) di UPB dengan visi menjadi pusat studi ekonomi pancasila terkemuka di Indonesia sepuluh tahun kedepan. Adapun misi PSEP adalah menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan informasi tentang ekonomi bisnis berbasis pancasila.

Bersama ini saya mengajak saudara untuk menjadi anggota tim penelitian yang akan saya pimpin dan terbitkan di jurnal scopus atau sederajat. Untuk itu saya akan memakai kuesioner penelitian disertasi saya untuk judul penelitian sebagai berikut:

1. Analisis Visi dan Misi Perusahaan Berbasis Pancasila di Indonesia

2. Analisis Paradigma Perusahaan Berbasis Pancasila di Indonesia

3. Analisis Segmentasi Pasar Perusahaan Berbasis Pancasila di Indonesia

4. Analisis Strategi dan Taktik Perusahaan Berbasis Pancasila di Indonesia

5. Analisis Perbandingan Antara Visi Perusahaan Konvensional dan Perusahaan Berbasis Pancasila di Indonesia

6. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Perusahaan Berbasis Pancasila di Indonesia

7. Analisis Pemasaran Perusahaan Berbasis Pancasila di Indonesia

8. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Universitas Berbasis Pancasila di Indonesia

9. Analisis Keuangan Perusahaan Berbasis Pancasila di Indonesia

10. Analisis Produktivitas Sumberdaya Manusia Perusahaan Berbasis Pancasila di Indonesia

Terima kasih dan tetap semangat.

salam
Bambang Tri Cahyono, Ph.D


Jumat, 24 Juli 2020

bijaksana

anak pertamaku lahir laki-laki
aku tanam ari-arinya di depan rumah
aku tulis namanya dan aku buat pesan
supaya dia kelak menjadi bijaksana

anak keduaku lahir perempuan
ari-arinya ada di belakang rumah
aku tulis namanya dan aku buat pesan
supaya dia kelak menjadi bijaksana

anak ketigaku lahir perempuan
ari-arinya ada di belakang rumah
aku tulis namanya dan aku buat pesan
supaya dia kelak menjadi bijaksana

anak keempatku lahir laki-laki
aku tanam ari-arinya di depan rumah
aku tulis namanya dan aku buat pesan
supaya dia kelak menjadi bijaksana

anak kelimaku lahir perempuan
ari-arinya ada di belakang rumah
aku tulis namanya dan aku buat pesan
supaya dia kelak menjadi bijaksana

anak keenamku lahir laki-laki
aku tanam ari-arinya di depan rumah
aku tulis namanya dan aku buat pesan
supaya dia kelak menjadi bijaksana

aku ingat ketika Tuhan bertanya
apa permintaan sulaiman pada Nya
dan nabi memohon menjadi bijaksana
dan dia dapatkan dunia dan akhirat.


salam .. btc