bergerak
Bergerak saja
Jangan sampai berhenti
Meski corona datang
Teruslah bergerak kawan
Jangan goyah
Jangan ragu
Terus bergerak
Tak usah tanya
Benar atau salah
Baik atau buruk
Bermanfaat atau tidak
Pokoknya bergerak terus
Karena bergerak adalah hidup
Bergerak adalah merdeka
Begerak itu keren
Maka bergeraklah terus
Kalau tak bisa pakai kaki
Maka geraklah pakai tangan
Kalau tak bisa juga
Maka gerakkanlah otakmu
Arahkan gerak keliling
Mengitari bumi
Melawan arah jarum jam
Agar tercapai keseimbangan
Begerak menuju harapan
Menuju keselamatan
Dengan tetap beriman
Bahwa DIA adalah segalanya.
Salam .. btc
Minggu, 26 April 2020
Sabtu, 25 April 2020
SURAT DARI DESA (2)
SURAT DARI DESA (2)
Semangat pagi saudara,
Hari ini adalah minggu keenam saya tinggal di desa. Ini adalah waktu terlama saya hidup di desa sejak kuliah kerja nyata tahun 1980. Saya mulai move on lagi setelah sebulan menyesuaikan diri dengan ritme kehidupan alam dan penduduk pedesaan.
Saya mulai menyewa sebidang sawah dan mempekerjakan petani penggarap dengan sistem bagi hasil mertelu. Artinya kalau panen nanti penyewa mendapat dua pertiga hasil dan penggarap mendapat sepertiga hasil panen.
Istri saya masih suka keliling desa menyemprot disinfektan. Kata pak lurah dia adalah sukarelawati covid-19. Saya sendiri termauk yang skeptis dengan kebijakan pemeritah ini. Tapi mau bilang apa selain mengamini saja.
Anak saya masih balita, jadi tidak begitu terdanpak corona. Dia belajar dari rumah dengan mengerjakan tugas dari guru taman kanak-kanaknya. Tapi saya tambah juga dengan belajar mandiri dengan materi dari mbah gugel.
Tampaknya memang mbah gugel ini adalah pahlawan corona paling hebat di bumi. Semua materi belajar dan pelatihan dilakukan dari rumah, bekerja dari rumah, dan beribadah di rumah di seluruh bumi ini sangat mengandalkan mbah gugel.
Bahkan materi pelatihan pada program kartu prakerja diambil begitu saja dari mbah gugel. Ini adalah tindakan melanggar peraturan pemerintah oleh pemerintah dimana proyek yang dibiayai APBN dilakukan secara amatiran oleh platform digital yang tidak profesioal.
Sebagai dosen yang mengampu mata kuliah Pemasaran Lanjutan, Manajemen Proyek, dan Manajemen Tim Kreatif, maka saya manfaatkan sosmednya mbah gugel ini sebagai media berinteraksi dari desa ke kota. Beruntung signal internet di desa saya sangat bagus dan mampu untuk mensukseskan PSBB dari pemerintah.
Sekian dulu surat dari desa. Semoga bencana nasional corona segera berakhir.
Salam .. btc
Semangat pagi saudara,
Hari ini adalah minggu keenam saya tinggal di desa. Ini adalah waktu terlama saya hidup di desa sejak kuliah kerja nyata tahun 1980. Saya mulai move on lagi setelah sebulan menyesuaikan diri dengan ritme kehidupan alam dan penduduk pedesaan.
Saya mulai menyewa sebidang sawah dan mempekerjakan petani penggarap dengan sistem bagi hasil mertelu. Artinya kalau panen nanti penyewa mendapat dua pertiga hasil dan penggarap mendapat sepertiga hasil panen.
Istri saya masih suka keliling desa menyemprot disinfektan. Kata pak lurah dia adalah sukarelawati covid-19. Saya sendiri termauk yang skeptis dengan kebijakan pemeritah ini. Tapi mau bilang apa selain mengamini saja.
Anak saya masih balita, jadi tidak begitu terdanpak corona. Dia belajar dari rumah dengan mengerjakan tugas dari guru taman kanak-kanaknya. Tapi saya tambah juga dengan belajar mandiri dengan materi dari mbah gugel.
Tampaknya memang mbah gugel ini adalah pahlawan corona paling hebat di bumi. Semua materi belajar dan pelatihan dilakukan dari rumah, bekerja dari rumah, dan beribadah di rumah di seluruh bumi ini sangat mengandalkan mbah gugel.
Bahkan materi pelatihan pada program kartu prakerja diambil begitu saja dari mbah gugel. Ini adalah tindakan melanggar peraturan pemerintah oleh pemerintah dimana proyek yang dibiayai APBN dilakukan secara amatiran oleh platform digital yang tidak profesioal.
Sebagai dosen yang mengampu mata kuliah Pemasaran Lanjutan, Manajemen Proyek, dan Manajemen Tim Kreatif, maka saya manfaatkan sosmednya mbah gugel ini sebagai media berinteraksi dari desa ke kota. Beruntung signal internet di desa saya sangat bagus dan mampu untuk mensukseskan PSBB dari pemerintah.
Sekian dulu surat dari desa. Semoga bencana nasional corona segera berakhir.
Salam .. btc
Jumat, 24 April 2020
SOLUSI MARKETING DI MASA CORONA
SOLUSI MARKETING DI MASA CORONA
Praktis terdapat perubahan yang mendasar dalam tata kelola di masa corona. Yang pasti terjadi adalah marketing di masa corona ini dilakukan di rumah. Direncanakan di rumah. Dikerjakan di rumah. Diawasi di rumah. Dilaksanakan di rumah.
Saya menemukan ruh perubahan marketing ini dalam 6 pokok solusi marketing sebagai berikut:
1. Marketing Keadilan
Masa corona membawa dampak keadilan bisa dilihat dari korban corona tidak memandang suku, agama, ras, dan antar golongan. Baik kaya maupun miskin, pandai atau bodoh, semuanya bisa terpapar corona.
Maka marketing berkeadian dapat diterapkan melalui media sosial dengan berazaskan keadilan untuk melayani semua segmen masyarakat tanpa memamdang dari mana segmen konsumen pasar berasal.
2. Marketing kesetiaan
Corona pada umumnya memyasar pada semua golongan masyarakat. Namun yang mampu bertahan hidup dari corona adalah mereka yang setia tinggal di rumah, setia cuci tangan dengan sabun, setia menjaga jarak, dan setia untuk tidak berkerumun.
Maka marketing kesetiaan pada masa corona adalah memasarkan produk dan atau jasa dengan fokus kepada konsumen yang setia. Artinya strategi pemasaran dilakukan dengan pengembangan pasar terfokus pada pelanggan setia.
3. Marketing Kerendahan Hati
Masa corona membawa semua pemerintahan dunia dibuat tidak berdaya. Bahkan Amerika Serikat pun menjadi korban corona dengan jumlah korban tertinggi dibanding negara lainnya. Tidak ada lagi kesombongan.
Maka marketing di masa corona harus mempu merubah karakter sombong menjadi karakter rendah hati dalam memasarkan produk atau jasa. Antara lain dengan melakukan alih fungsi pemasaran produk atau jasa yang kini menjadi trend pasar, seperti beralih ke pemasaran alat kesehatan.
4. Marketing Beriman
Masa corona adalah suatu masa dimana manusia percaya adanya virus berbahaya yang menyebar secara cepat dan mematikan. Kemampuan corona membuat manusia percaya ini sungguh mengagumkan.
Marketing beriman adalah sebuah strategi pengembangan produk yang menanamkan kepercayaan konsumen terhadap produk atau jasa yang dipasarkan. Antara lain dengan penyampaian tepat produk, tepat waktu, dan tanpa keluhan pelanggan.
5. Marketing Cinta
Masa corona adalah suatu masa dimana manusia kembali ke rumah. Bekerja dan belajar di rumah bersama dengan keluarga yang dicintai. Karena itu suasana cinta harus semakin dipelihara dalam jangka panjang.
Marketing cinta adalah melaksanakan strategi pengembangan pasar keluarga yang memiliki kebesamaan dalam memgkomsumsi produk yang ditawarkan. Fokus pada segmentasi pasar keluarga ini ke depan perlu dikembangkan.
6. Marketing Pengharapan
Masa corona adalah suatu masa dimana manusia mengharapkan penyebaran wabah segera berakhir. Keadaan diharapkan menjadi normal seperti sebelum wabah merebak ke segenap penjuru dunia.
Marketing pengharapan adalah strategi marketing yang membawa perubahan ke arah yang lebih baik kepada konsumen. Pemasar harus memberikan janji yang lebih baik dan lebih memberikan harapan baru kepada konsumen.
Demikian enam solusi marketing dimasa corona yang perlu diantisipasi sejak sekarang untuk menghdapi bebagai skenario di masa mendatang yang dekat ini.
Salam .. Bambang Tri Cahyono
Praktis terdapat perubahan yang mendasar dalam tata kelola di masa corona. Yang pasti terjadi adalah marketing di masa corona ini dilakukan di rumah. Direncanakan di rumah. Dikerjakan di rumah. Diawasi di rumah. Dilaksanakan di rumah.
Saya menemukan ruh perubahan marketing ini dalam 6 pokok solusi marketing sebagai berikut:
1. Marketing Keadilan
Masa corona membawa dampak keadilan bisa dilihat dari korban corona tidak memandang suku, agama, ras, dan antar golongan. Baik kaya maupun miskin, pandai atau bodoh, semuanya bisa terpapar corona.
Maka marketing berkeadian dapat diterapkan melalui media sosial dengan berazaskan keadilan untuk melayani semua segmen masyarakat tanpa memamdang dari mana segmen konsumen pasar berasal.
2. Marketing kesetiaan
Corona pada umumnya memyasar pada semua golongan masyarakat. Namun yang mampu bertahan hidup dari corona adalah mereka yang setia tinggal di rumah, setia cuci tangan dengan sabun, setia menjaga jarak, dan setia untuk tidak berkerumun.
Maka marketing kesetiaan pada masa corona adalah memasarkan produk dan atau jasa dengan fokus kepada konsumen yang setia. Artinya strategi pemasaran dilakukan dengan pengembangan pasar terfokus pada pelanggan setia.
3. Marketing Kerendahan Hati
Masa corona membawa semua pemerintahan dunia dibuat tidak berdaya. Bahkan Amerika Serikat pun menjadi korban corona dengan jumlah korban tertinggi dibanding negara lainnya. Tidak ada lagi kesombongan.
Maka marketing di masa corona harus mempu merubah karakter sombong menjadi karakter rendah hati dalam memasarkan produk atau jasa. Antara lain dengan melakukan alih fungsi pemasaran produk atau jasa yang kini menjadi trend pasar, seperti beralih ke pemasaran alat kesehatan.
4. Marketing Beriman
Masa corona adalah suatu masa dimana manusia percaya adanya virus berbahaya yang menyebar secara cepat dan mematikan. Kemampuan corona membuat manusia percaya ini sungguh mengagumkan.
Marketing beriman adalah sebuah strategi pengembangan produk yang menanamkan kepercayaan konsumen terhadap produk atau jasa yang dipasarkan. Antara lain dengan penyampaian tepat produk, tepat waktu, dan tanpa keluhan pelanggan.
5. Marketing Cinta
Masa corona adalah suatu masa dimana manusia kembali ke rumah. Bekerja dan belajar di rumah bersama dengan keluarga yang dicintai. Karena itu suasana cinta harus semakin dipelihara dalam jangka panjang.
Marketing cinta adalah melaksanakan strategi pengembangan pasar keluarga yang memiliki kebesamaan dalam memgkomsumsi produk yang ditawarkan. Fokus pada segmentasi pasar keluarga ini ke depan perlu dikembangkan.
6. Marketing Pengharapan
Masa corona adalah suatu masa dimana manusia mengharapkan penyebaran wabah segera berakhir. Keadaan diharapkan menjadi normal seperti sebelum wabah merebak ke segenap penjuru dunia.
Marketing pengharapan adalah strategi marketing yang membawa perubahan ke arah yang lebih baik kepada konsumen. Pemasar harus memberikan janji yang lebih baik dan lebih memberikan harapan baru kepada konsumen.
Demikian enam solusi marketing dimasa corona yang perlu diantisipasi sejak sekarang untuk menghdapi bebagai skenario di masa mendatang yang dekat ini.
Salam .. Bambang Tri Cahyono
sebulan puisi corona
sebulan
puisi corona
sebulan dikarantina rumah
terasa sudah setahun lebih
ada kerjaan tak bisa kerja
ada tugas belajar tak bisa juga
rasanya tak ada guna bekerja
tak ada guna belajar
hanya ibadah yang meningkat
baru terasa Tuhan lebih dekat
maka corona adalah guru
yang mengajarkan kita sabar
menjadikan tak bisa sombong
membuat kita rendah hati
sampai di mana kesombongan
sampai di mana kekuatan
semua pupus tak berdaya
di bawah kendali penuh corona
maka aku hanya bisa resah
gelisah tak berkesudahan
kapan corona berakhir
kapan kehidupan normal lagi
sementara pemimpin marah
saling menyalahkan yang lainnya
saling tuduh siapa biang corona
membuat dunia lebih kacau
nyatanya tak ada yang mampu
yang perkasa terbanyak korban
yang semuanya negara besar
dan logika menjadi jungkir balik.
salam .. btc
puisi corona
sebulan dikarantina rumah
terasa sudah setahun lebih
ada kerjaan tak bisa kerja
ada tugas belajar tak bisa juga
rasanya tak ada guna bekerja
tak ada guna belajar
hanya ibadah yang meningkat
baru terasa Tuhan lebih dekat
maka corona adalah guru
yang mengajarkan kita sabar
menjadikan tak bisa sombong
membuat kita rendah hati
sampai di mana kesombongan
sampai di mana kekuatan
semua pupus tak berdaya
di bawah kendali penuh corona
maka aku hanya bisa resah
gelisah tak berkesudahan
kapan corona berakhir
kapan kehidupan normal lagi
sementara pemimpin marah
saling menyalahkan yang lainnya
saling tuduh siapa biang corona
membuat dunia lebih kacau
nyatanya tak ada yang mampu
yang perkasa terbanyak korban
yang semuanya negara besar
dan logika menjadi jungkir balik.
salam .. btc
DAMPAK CORONA TERHADAP SEKTOR RIIL
DAMPAK CORONA TERHADAP SEKTOR RIIL
Oleh: Bambang Tri Cahyono
Pemgamat Sosial Ekonomi
Presiden Jokowi mina agar dampak corona terhadap sektor riil dipelajari. Hal ini mengingat bahwa corona adalah bencana nasional yang berdampak sistematis dan masif terhadap sektor riil dan moneter.
Disamping itu covid-19 ini adalah merupakan pengalaman baru bagi kita semua. Sehingga pengaruhnya terhadap sektor riil perlu diketahui signifikansinya dalam arah dan besarannya.
Saya berpendapat bahwa covid-19 berpengaruh negatif terhadap sektor riil melalui berkurangnya produksi nasional akibat PSBB yang pada gilirannya akan menurunkan terutama pendapatan pekerja dan akhirnya berdampak pada menurunnya konsumsi masyarakat di sektor riil.
Produksi yang pertama terkena dampak negatif dar PSBB adalah sektor jasa pariwista dan turunannya, termaauk hotel, tranportasi, restauran menyusul ke sektor lainnya yang menyebabkan permintaan dan penawaran agregat berkurang secara nyata.
Kebijakan yang perlu diterapkan pemerintah di sektor riil adalah tetap menjalankan produksi nasional melalui pembatasan sosial berskala kecil (PSBK) dan bukan sebaliknya yaitu PSBB seperti yang terjadi saat ini.
PSBB dalam bentuk bekerja di rumah, belajar di rumah tidak boleh berkerumun, jaga jarak fisik, yang berlaku dalam kawasan yang luas adalah kebijakan aneh yang membuat dunia bangkrut.
Kebijakan ini banyak ditentamg oleh kaum pekerja di seluruh dunia, seperti yang terjadi di Amerika Serikat dan Eropa. Kebijakan PSBB juga tidak menjamin covid-19 segera berakhir dan tidak menjamin pula kesejahteraan ralyat meningkat.
Kembali pada ajakan Presiden untuk mempelajari dampak covid-19 terhadap sektor riil maka sebaiknya pemerintah melakukan PSBK dan tetap mendorong masyarakat untuk tetap berproduksi secara maksimal.
PERANGI COVID-19 DENGAN BIJAK!
CATATAN COVID-19 DI PEDESAAN
CATATAN COVID-19 DI PEDESAAN
Sudah sebulan ini saya tinggal di desa. Ada bebrapa catatan yang ingin saya sampaikan ke medsos sehubungan dengan repon masyarakat terhadap covid-19.
Tampaknya masyarakat desa acuh saja dengan adanya bencana nasional ini. Mereka tidak melakukan kerja dari rumah. Mereka tidak ada yang belajar dari rumah. Mereka tidak ada yang memakai masker.
Di pedesaan di mana saya tinggal, yaitu di sebuah desa di Kabupaten Purbalingga situasinya aman dan nyaman. Ada berita tentang corona, tapi responnya biasa saja. Tidak lebai seperti orang kota.
Istri saya melihat ini semua menjadi geram dibuatnya. Maka dibelilah masker dan dibagikan ke penduduk. Juga dia keliling desa sendirian untuk menyemprot disinfektan ke rumah-rumah penduduk.
Mungkin kalau di kota, tindakan seperti ini dinamakan pahlawan. Tapi kalau di desa, mungkin ini namanya pahlawan kesiangan. Karena di desa saya ini yang letaknya terpencil, tidak ada kasus corona, jadi buat apa lebai.
Memberantas corona di tempat yang tidak ada kasus, mirip dengan membasmi nyamuk pakai pestol. Nyamuknya tak ada tapi peluru habis karena nyamuknya ada didalam pikiran orang itu.
Ini seperti yang dilakukan pemerintah. Membasmi corona di setiap wilayah, bahkan sampai ke tempat yang terisolir sama sekali dari wabah corona.
Padahal sudah terbukti bahwa corona menyerang manusia lewat manusia yang terdampak. Jadi melawan corona harus dimulai dari manusia. Bukan dari pohon atau bangunan atau udara.
Jadi kembali pada catatan saya ini, maka yang terjadi di desa adalah penduduk semakin miskin bukan karena corona, tapi karena dampak kebijakan yang salah tentang corona.
Penduduk di desa saya sebagian besar hidup dari kiriman uang dari keluarga mereka yang bekerja di kota. Karena corona, maka keluarga tersebut tak mampu lagi mengirim uang dan tak mampu lagi mudik, karena dilarang pemerintah.
BADAI CORONA PASTI BERLALU!
Oleh: Bambang Tri Cahyono, pemerhati masalah sosial ekonomi.
Sudah sebulan ini saya tinggal di desa. Ada bebrapa catatan yang ingin saya sampaikan ke medsos sehubungan dengan repon masyarakat terhadap covid-19.
Tampaknya masyarakat desa acuh saja dengan adanya bencana nasional ini. Mereka tidak melakukan kerja dari rumah. Mereka tidak ada yang belajar dari rumah. Mereka tidak ada yang memakai masker.
Di pedesaan di mana saya tinggal, yaitu di sebuah desa di Kabupaten Purbalingga situasinya aman dan nyaman. Ada berita tentang corona, tapi responnya biasa saja. Tidak lebai seperti orang kota.
Istri saya melihat ini semua menjadi geram dibuatnya. Maka dibelilah masker dan dibagikan ke penduduk. Juga dia keliling desa sendirian untuk menyemprot disinfektan ke rumah-rumah penduduk.
Mungkin kalau di kota, tindakan seperti ini dinamakan pahlawan. Tapi kalau di desa, mungkin ini namanya pahlawan kesiangan. Karena di desa saya ini yang letaknya terpencil, tidak ada kasus corona, jadi buat apa lebai.
Memberantas corona di tempat yang tidak ada kasus, mirip dengan membasmi nyamuk pakai pestol. Nyamuknya tak ada tapi peluru habis karena nyamuknya ada didalam pikiran orang itu.
Ini seperti yang dilakukan pemerintah. Membasmi corona di setiap wilayah, bahkan sampai ke tempat yang terisolir sama sekali dari wabah corona.
Padahal sudah terbukti bahwa corona menyerang manusia lewat manusia yang terdampak. Jadi melawan corona harus dimulai dari manusia. Bukan dari pohon atau bangunan atau udara.
Jadi kembali pada catatan saya ini, maka yang terjadi di desa adalah penduduk semakin miskin bukan karena corona, tapi karena dampak kebijakan yang salah tentang corona.
Penduduk di desa saya sebagian besar hidup dari kiriman uang dari keluarga mereka yang bekerja di kota. Karena corona, maka keluarga tersebut tak mampu lagi mengirim uang dan tak mampu lagi mudik, karena dilarang pemerintah.
BADAI CORONA PASTI BERLALU!
Oleh: Bambang Tri Cahyono, pemerhati masalah sosial ekonomi.
GANTI PELATIHAN PRAKERJA DENGAN SERTIFIKASI KERJA
GANTI PELATIHAN PRAKERJA DENGAN SERTIFIKASI KERJA
Oleh: Bambang Tri Cahyono
Pengamat Sosial Ekonomi
bambangcahyono@gmail.com
Semakin banyak pihak yang meminta agar pelatihan Prakerja ditutup saja. Alasannya adalah pelatihan ini tidak efektif dan efisien karena diadakan di tengah bemcana nasional covid-19.
Namun berbagai pihak yang mengusulkan penghentian pelatihan Prakerja tersebut tidak memberikan solusi terbaik.
Jika solusinya hanya untuk dihentikan saja, maka sama saja tidak memberikan pemecahan masalah terutama terhadap nasib pekerja yang tekena PHK.
Jika solusinya Kartu Prakerja diganti dengan Kompensasi Kerja, maka itu sama saja dengan memberikan BLT atau Bantuan Langsung Telas.
Saya mengusulkan agar Kartu Prakerja ini diganti saja dengan Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Kerja (PSKK).
Usul saya ini didasarkan pada beberapa alasan sebagai berikut:
1. Saat ini PSKK sedang belangsung dengan 445.000 peserta. Jadi jika ditambahkan dengan 5,6 juta perserta tidak perlu dibuatkan petunjuk pelaksanaan baru.
2. PSKK memiliki landasan pelatihan berbasis Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia yang sesuai dengan peraturan sistem latihan kerja nasional yang berlaku.
3. PSKK dilaksanakan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) dan Asesor yang telah dilisensi dan disertifikasi oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi.
3. Para peserta Kartu Prakerja yang dinyatakan Kompeten akan mendapat jaminan Sertifikat Kompetensi Profesi dari BNSP sesuai dengan profesi yang telah dimiliki selama ini.
4. PSKK ini tidak merubah SOP Kartu Prakerja, karena Sertifikasi merupakan salah satu pilihan dalam pelakaanaan Kartu Prakerja selain pelatihan itu sendiri.
5. Landasan hukum PSKK sudah jelas dan sudah berlangsung setiap tahun dan kedepan lebih bermanfaat dalam kompetisi masyarakat ekonomi global.
Demikian usulan saya semoga mendapat respon positif dari para pemegang kewenangan dan kepentingan.
AYO PERANGI CORONA!
Oleh: Bambang Tri Cahyono
Pengamat Sosial Ekonomi
bambangcahyono@gmail.com
Semakin banyak pihak yang meminta agar pelatihan Prakerja ditutup saja. Alasannya adalah pelatihan ini tidak efektif dan efisien karena diadakan di tengah bemcana nasional covid-19.
Namun berbagai pihak yang mengusulkan penghentian pelatihan Prakerja tersebut tidak memberikan solusi terbaik.
Jika solusinya hanya untuk dihentikan saja, maka sama saja tidak memberikan pemecahan masalah terutama terhadap nasib pekerja yang tekena PHK.
Jika solusinya Kartu Prakerja diganti dengan Kompensasi Kerja, maka itu sama saja dengan memberikan BLT atau Bantuan Langsung Telas.
Saya mengusulkan agar Kartu Prakerja ini diganti saja dengan Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Kerja (PSKK).
Usul saya ini didasarkan pada beberapa alasan sebagai berikut:
1. Saat ini PSKK sedang belangsung dengan 445.000 peserta. Jadi jika ditambahkan dengan 5,6 juta perserta tidak perlu dibuatkan petunjuk pelaksanaan baru.
2. PSKK memiliki landasan pelatihan berbasis Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia yang sesuai dengan peraturan sistem latihan kerja nasional yang berlaku.
3. PSKK dilaksanakan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) dan Asesor yang telah dilisensi dan disertifikasi oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi.
3. Para peserta Kartu Prakerja yang dinyatakan Kompeten akan mendapat jaminan Sertifikat Kompetensi Profesi dari BNSP sesuai dengan profesi yang telah dimiliki selama ini.
4. PSKK ini tidak merubah SOP Kartu Prakerja, karena Sertifikasi merupakan salah satu pilihan dalam pelakaanaan Kartu Prakerja selain pelatihan itu sendiri.
5. Landasan hukum PSKK sudah jelas dan sudah berlangsung setiap tahun dan kedepan lebih bermanfaat dalam kompetisi masyarakat ekonomi global.
Demikian usulan saya semoga mendapat respon positif dari para pemegang kewenangan dan kepentingan.
AYO PERANGI CORONA!
KARTU PRAKERJA PERLU DIKAJI ULANG
Bambang Tri Cahyono
bambangcahyono@gmail.com
Kartu Prakerja telah diluncurkan oleh Presiden Jokowi melalui Menko Perekonomian bekerjasama dengan delapan platform digital yang kesemuanya adalah unicorn negeri ini.
Kini muncul pertanyaan, apakah Kartu Prakerja merupakan strategi yang jitu untuk mencetak sumberdaya manusia yang kompeten dan profesional di tengah bencana nasional covid 19?
Analisis strategi biasanya dimulai dari analisis SWOT. Dimana pada saat ini kondisi nyata di tanah air pada sisi eksternal adalah peluang lebih kecil dari ancaman untuk melaksanakan program pelatihan skilling, up skilling, dan re skilling.
Sedangkan pada kondisi internal, analisis posisi kelemahan tampaknya lebih besar daripada posisi kekuatan. Hal ini mengingat bahwa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tidak memungkinkan pekerja bekerja secara maksimal.
Dari kondisi bahwa kekuatan eksternal lemah dan kekuatan internal bagi terlaksananya kartu prakerja juga lemah, maka secara teoretis strategi yang paling cocok untuk situasi sekarang ini adalah melakukan strategi bertahan.
Selanjutnya apa yang harus dilakukan pada kondisi bertahan, dimana pemutusan hubungan kerja terjadi dimana-mana dan lulusan kartu prakerja boleh dikatakan akan kesulitan mencari pekerjaan. maka sebaiknya program kartu prakerja dibatalkan atau direalokasi saja.
Lantas bagaimana nasib dana APBN sebesar Rp 20T yang disiapkan untuk pelaksanaan kartu prakerja bagi 5,6 juta angkatan kerja? Menurut saya, sebaiknya dana sebesar itu dipakai untuk program kompensasi kerja. Jadi Program Prakerja diganti dengan Program Kompensasi Kerja.
Keuntungan dari perubahan program ini adalah bahwa kompensasi yang diberikan kepada para pekerja, terutama yang terkena dampak covid-19 adalah penuh tanpa dipotong biaya pelatihan.
Dengan demikian pelatihan prakerja untuk situasi darurat seperti sekarang ini adalah tidak efektif dan hanya menimbulkan lebih banyak masalah daripada membuahkan manfaat.
Apalagi jika diingat bahwa hampir seluruh pelaksana kartu pra kerja ini adalah lembaga pelatihan kerja dadakan yang tidak memiliki kompetensi berbasis Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia, seperti yang disyaratkan oleh Undang-undang Sislatkernas.
Bagi Presiden, maka langkah terbaik adalah melakukan strategi bertahan dalam pelaksanaan kartu prakerja dengan cara kompensasi pekerja, sehingga mereka bisa nyaman dan aman di rumah, tidak berkerumun, dan bisa menjaga jarak dengan kepastian mendapat kompensasi kerja.
Sementara itu dengan tetap mengambil pilihan kartu prakerja, maka sudah pasti pemerintah akan banyak menghadapi tuntutan kerja setelah peserta selesai melaksanakan pelatihan prakerja.
Bambang Tri Cahyono
bambangcahyono@gmail.com
Kartu Prakerja telah diluncurkan oleh Presiden Jokowi melalui Menko Perekonomian bekerjasama dengan delapan platform digital yang kesemuanya adalah unicorn negeri ini.
Kini muncul pertanyaan, apakah Kartu Prakerja merupakan strategi yang jitu untuk mencetak sumberdaya manusia yang kompeten dan profesional di tengah bencana nasional covid 19?
Analisis strategi biasanya dimulai dari analisis SWOT. Dimana pada saat ini kondisi nyata di tanah air pada sisi eksternal adalah peluang lebih kecil dari ancaman untuk melaksanakan program pelatihan skilling, up skilling, dan re skilling.
Sedangkan pada kondisi internal, analisis posisi kelemahan tampaknya lebih besar daripada posisi kekuatan. Hal ini mengingat bahwa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tidak memungkinkan pekerja bekerja secara maksimal.
Dari kondisi bahwa kekuatan eksternal lemah dan kekuatan internal bagi terlaksananya kartu prakerja juga lemah, maka secara teoretis strategi yang paling cocok untuk situasi sekarang ini adalah melakukan strategi bertahan.
Selanjutnya apa yang harus dilakukan pada kondisi bertahan, dimana pemutusan hubungan kerja terjadi dimana-mana dan lulusan kartu prakerja boleh dikatakan akan kesulitan mencari pekerjaan. maka sebaiknya program kartu prakerja dibatalkan atau direalokasi saja.
Lantas bagaimana nasib dana APBN sebesar Rp 20T yang disiapkan untuk pelaksanaan kartu prakerja bagi 5,6 juta angkatan kerja? Menurut saya, sebaiknya dana sebesar itu dipakai untuk program kompensasi kerja. Jadi Program Prakerja diganti dengan Program Kompensasi Kerja.
Keuntungan dari perubahan program ini adalah bahwa kompensasi yang diberikan kepada para pekerja, terutama yang terkena dampak covid-19 adalah penuh tanpa dipotong biaya pelatihan.
Dengan demikian pelatihan prakerja untuk situasi darurat seperti sekarang ini adalah tidak efektif dan hanya menimbulkan lebih banyak masalah daripada membuahkan manfaat.
Apalagi jika diingat bahwa hampir seluruh pelaksana kartu pra kerja ini adalah lembaga pelatihan kerja dadakan yang tidak memiliki kompetensi berbasis Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia, seperti yang disyaratkan oleh Undang-undang Sislatkernas.
Bagi Presiden, maka langkah terbaik adalah melakukan strategi bertahan dalam pelaksanaan kartu prakerja dengan cara kompensasi pekerja, sehingga mereka bisa nyaman dan aman di rumah, tidak berkerumun, dan bisa menjaga jarak dengan kepastian mendapat kompensasi kerja.
Sementara itu dengan tetap mengambil pilihan kartu prakerja, maka sudah pasti pemerintah akan banyak menghadapi tuntutan kerja setelah peserta selesai melaksanakan pelatihan prakerja.
LEBIH PENTING MANA: CORONA ATAU EKONOMI?
Oleh: Bambamg Tri Cahyono
bambangcahyono@gmail.com
Dengan semakin merebaknya coroma di segenap penjuru dunia, maka resesi ekonomi dunia akan menjadi sebuah keniscayaan. Ini berarti seluruh dunia sepakat untuk mengatakan bahwa mengatasi pandemi corona adalah lebih penting daripada megatasi resesi dunia.
Pada dua bulan pertama corona bergulir, Indonesia lebih memilih mengatasi masalah ekonomi daripada mewaspadai corona. Namun sejak ada tiga waranegara terpapar corona, maka kita lebih suka memihak corona dan membiarkan kemiskinan meningkat drastis.
Saya melihat di kalangan petinggi negeri ini juga ada dua faksi, antara faksi berpihak pada corona dan faksi berpihak pada ekonomi.
Contohnya Menko Kemaritiman dan Investasi yang menjadi Plt. Menteri Perhubungan, sesuai jabatannya tampaknya lebih suka ekonomi dan investasi jalan terus ditengah corona. Antara lain dengan membolehkan ojol membawa penumpang orang. Sementara protokol Covid-19 atau PSBB tidak membolehkannya.
Presiden Jokowi sendiri juga tampaknya mulai beralih dari memihak ke ekonomi menjadi berpihak ke coona. Alasannya, kesehatan lebih penting daripada isi perut. Padahal lebih banyak orang mati karena kemiskinan daripada karena corona.
Orang Indonesia mulai membayangkan bahwa kalau corona dibiarkan, maka akan banyak orang mati seperti di Amerika Serikat atau Eropa. Padahal mustahil hal itu terjadi, karena orang tua di Indonesia memiliki ketahanan tubuh yang lebih baik daripada di kedua negara tersebut.
Padahal kalau pemerintah tetap berprinsip pada ekonomi jalan terus ditengah wabah corona, maka nasib dan derita rakyat tidak akan seburuk seperti sekarang ini.
Tapi karena pemerintah lebih suka mengutamakan untuk memutus mata rantai penyebaran corona daipada memutus penyebaran mata rantai ekonomi, maka beginilah jadinya. Produksi nasional anjlok, pendapatan masyarakat turun drastis, pengeluaran nasional bertumbuh negatif.
Seharusnya, sebagai negara besar kita tidak perlu mengekor apa yang dilakukan negara lain. Kita memiliki budaya gotong royong untuk melawan corona dengan tetap membolehkan perekonomian jalan terus.
Tapi ya sudahlah, keputusan sudah diambil. Produksi harus dari rumah. Konsumsi harus tetap di rumah. Pendidikan juga tidak boleh di sekolah. Bahkan beribadah juga harus di rumah asja.
Dan para ulama mulai menghibur diri, dengan mengatakan bahwa ada rasa surga di dalam rumah. Para pemimpin negeri mulai mengangkat derajat orang yang di rumah sebagai pahlawan nasional.
Apa boleh buat, kejahatan karena bertahan hidup mulai meraja lela. Kebangkrutan pengusaha kecil, menengah dan besar tampak jelas di depan mata. Tapi maaf saat ini mereka bukanlah prioritas.
MARI PERANGI CORONA TANPA BERTEMPUR!
Oleh: Bambamg Tri Cahyono
bambangcahyono@gmail.com
Dengan semakin merebaknya coroma di segenap penjuru dunia, maka resesi ekonomi dunia akan menjadi sebuah keniscayaan. Ini berarti seluruh dunia sepakat untuk mengatakan bahwa mengatasi pandemi corona adalah lebih penting daripada megatasi resesi dunia.
Pada dua bulan pertama corona bergulir, Indonesia lebih memilih mengatasi masalah ekonomi daripada mewaspadai corona. Namun sejak ada tiga waranegara terpapar corona, maka kita lebih suka memihak corona dan membiarkan kemiskinan meningkat drastis.
Saya melihat di kalangan petinggi negeri ini juga ada dua faksi, antara faksi berpihak pada corona dan faksi berpihak pada ekonomi.
Contohnya Menko Kemaritiman dan Investasi yang menjadi Plt. Menteri Perhubungan, sesuai jabatannya tampaknya lebih suka ekonomi dan investasi jalan terus ditengah corona. Antara lain dengan membolehkan ojol membawa penumpang orang. Sementara protokol Covid-19 atau PSBB tidak membolehkannya.
Presiden Jokowi sendiri juga tampaknya mulai beralih dari memihak ke ekonomi menjadi berpihak ke coona. Alasannya, kesehatan lebih penting daripada isi perut. Padahal lebih banyak orang mati karena kemiskinan daripada karena corona.
Orang Indonesia mulai membayangkan bahwa kalau corona dibiarkan, maka akan banyak orang mati seperti di Amerika Serikat atau Eropa. Padahal mustahil hal itu terjadi, karena orang tua di Indonesia memiliki ketahanan tubuh yang lebih baik daripada di kedua negara tersebut.
Padahal kalau pemerintah tetap berprinsip pada ekonomi jalan terus ditengah wabah corona, maka nasib dan derita rakyat tidak akan seburuk seperti sekarang ini.
Tapi karena pemerintah lebih suka mengutamakan untuk memutus mata rantai penyebaran corona daipada memutus penyebaran mata rantai ekonomi, maka beginilah jadinya. Produksi nasional anjlok, pendapatan masyarakat turun drastis, pengeluaran nasional bertumbuh negatif.
Seharusnya, sebagai negara besar kita tidak perlu mengekor apa yang dilakukan negara lain. Kita memiliki budaya gotong royong untuk melawan corona dengan tetap membolehkan perekonomian jalan terus.
Tapi ya sudahlah, keputusan sudah diambil. Produksi harus dari rumah. Konsumsi harus tetap di rumah. Pendidikan juga tidak boleh di sekolah. Bahkan beribadah juga harus di rumah asja.
Dan para ulama mulai menghibur diri, dengan mengatakan bahwa ada rasa surga di dalam rumah. Para pemimpin negeri mulai mengangkat derajat orang yang di rumah sebagai pahlawan nasional.
Apa boleh buat, kejahatan karena bertahan hidup mulai meraja lela. Kebangkrutan pengusaha kecil, menengah dan besar tampak jelas di depan mata. Tapi maaf saat ini mereka bukanlah prioritas.
MARI PERANGI CORONA TANPA BERTEMPUR!
CORONA BUATAN TUHAN ATAU SETAN?
CORONA BUATAN TUHAN ATAU SETAN?
Oleh: BambangTri Cahyono
bambangcahyono@gmail.com
Menurut saya virus corona adalah bikinan setan dan bukan bikinan Tuhan. Karena Tuhan adalah maha pengasih dan maha penyayang, sedangkan setan adalah sebaliknya.
Dibawah ini adalah puisi saya:
melihat
setan melihat manusia bumi
hidup sejahtera aman makmur
tapi ada satu kekurangan
tidak ada keadilan di muka bumi
maka setan menghadap Tuhan
minta ijin mencobai manusia
dengan corona yang tak tampak
manusia dibuat kelabakan
para dokter tak berdaya
presiden dibuat tak mampu
raja raja jadi odp dan pdp
ekonomi jadi kacau balau
munculah banyak pembohong
bilang tahu kapan corona berakhir
bilang tahu obat anti corona
tapi semua nihil tak berhasil
penguasa minta sekolah ditutup
minta manusia tinggal dirumah
minta ibadah di rumah saja
bumi sepi corona tetap merebak
maka masih adakah iman
maka masih adalah takwa
masih adakah masih adakah
semua lenyap tanpa bekas
sampai keadilan terwujud
sampai kesetiaan bertahta
sampai kerendahan hati tiba
sampai corona kembali ke asalnya.
Ya. meminjam kisah nabi Ayub, maka saya berpendapat bahwa corona adalah buatan setan untuk mencobai manusia di bumi. Dan Tuhan mengijinkan setan mencobai manusia untuk melihat masih adakah keimanan manusia di bumi.
Oleh: BambangTri Cahyono
bambangcahyono@gmail.com
Menurut saya virus corona adalah bikinan setan dan bukan bikinan Tuhan. Karena Tuhan adalah maha pengasih dan maha penyayang, sedangkan setan adalah sebaliknya.
Dibawah ini adalah puisi saya:
melihat
setan melihat manusia bumi
hidup sejahtera aman makmur
tapi ada satu kekurangan
tidak ada keadilan di muka bumi
maka setan menghadap Tuhan
minta ijin mencobai manusia
dengan corona yang tak tampak
manusia dibuat kelabakan
para dokter tak berdaya
presiden dibuat tak mampu
raja raja jadi odp dan pdp
ekonomi jadi kacau balau
munculah banyak pembohong
bilang tahu kapan corona berakhir
bilang tahu obat anti corona
tapi semua nihil tak berhasil
penguasa minta sekolah ditutup
minta manusia tinggal dirumah
minta ibadah di rumah saja
bumi sepi corona tetap merebak
maka masih adakah iman
maka masih adalah takwa
masih adakah masih adakah
semua lenyap tanpa bekas
sampai keadilan terwujud
sampai kesetiaan bertahta
sampai kerendahan hati tiba
sampai corona kembali ke asalnya.
Ya. meminjam kisah nabi Ayub, maka saya berpendapat bahwa corona adalah buatan setan untuk mencobai manusia di bumi. Dan Tuhan mengijinkan setan mencobai manusia untuk melihat masih adakah keimanan manusia di bumi.
Terjebak
Terjebak
Terasa hari sangat panjang
Keriput semakin jelas tampak
Naik ke permukaan kulit
Kuingin berlari dan berlari saja
Matahari tak juga mau terbenam
Hati semakin resah
Korban corona semakin banyak
Kapan semua akan berlalu
Waktu seolah berhenti
Tak ada kehidupan di desa ini
Hari hari berlalu percuma
Tak ada kerja tak ada semangat
Ada apa gerangan di bumi
Seumur umur baru kali ini
Aku mengalami kejadian
Yang mendadak merubah kehidupan
Tampaknya tak perlu lagi
Segala kemewahan dunia
Semua sudah berakhir disini
Di tanah yang tak aku kenal ini
Namun aku masih mau bertahan
Menunda waktu untuk terbenam
Menunda segala harap
Sampai ada kepastian corona pergi
Tapi aku tak mau lagi menunggu
Karena aku menyadari kini
Ada Tuhan disana yang peduli
Yang mencintai kita dengan tulus.
Salam .. btc
Terasa hari sangat panjang
Keriput semakin jelas tampak
Naik ke permukaan kulit
Kuingin berlari dan berlari saja
Matahari tak juga mau terbenam
Hati semakin resah
Korban corona semakin banyak
Kapan semua akan berlalu
Waktu seolah berhenti
Tak ada kehidupan di desa ini
Hari hari berlalu percuma
Tak ada kerja tak ada semangat
Ada apa gerangan di bumi
Seumur umur baru kali ini
Aku mengalami kejadian
Yang mendadak merubah kehidupan
Tampaknya tak perlu lagi
Segala kemewahan dunia
Semua sudah berakhir disini
Di tanah yang tak aku kenal ini
Namun aku masih mau bertahan
Menunda waktu untuk terbenam
Menunda segala harap
Sampai ada kepastian corona pergi
Tapi aku tak mau lagi menunggu
Karena aku menyadari kini
Ada Tuhan disana yang peduli
Yang mencintai kita dengan tulus.
Salam .. btc
Langganan:
Postingan (Atom)